Senin, 12 Desember 2016

Puisi - "Muhammad"kan Kami Tuhan"

Puisi


"Muhammad"kan Kami Tuhan"




Tak sanggup aku bayangkan, seberapa jembar kesabaranmu
Meski sepanjang hidup kau dicaci-maki, difitnah, di sembur air ludah, tapi kau terima itu semua, tanpa ada setitik marah dan dendam di dada.
Sedangkan lihatlah padaku, sekali saja aku diremehkan orang, mukaku langsung memerah padam!!

Tidak mampu ku gambarkan, tentang bagaimana murninya keikhlasanmu
Selama hidup kau tlah dermakan apa saja yang kau punya, hingga kau rela menderita asalkan orang-orang disekitarmu bahagia
Sedangkan lihatlah aku ini, sekalinya bisa memberi sesuatu pada orang lain, namun ada segepok pamrih dalam bathin

Sungguh tak dapat ku nalar dengan akal dan pikiran, akan kualitas cinta yang ada padamu, jutaan umat keturunanmu yang tak kau kenal dan temui sebelumnya, tapi kau perhatikan sungguh, kau suwun-kan doa keselamatan bagi mereka semua.
Sedangkan lihatlah diriku ini, hanya sibuk memikirkan diri sendiri, fokus mengejar karier pribadi, peduli setan dengan kanan dan kiri.

Wahai Sang Nabi
Aku malu mengaku umatmu
Bagaimana mungkin aku bisa meneladanimu, sedangkan mataku ini mata dunia, hatiku hati materi, aku lebih cinta harta benda daripada pahala yang kasat mata.

Wahai manusia suci
Aku tak patut menjadi pengikutmu
Bagaimana mungkin aku dapat mencontohmu, sedangkan Tuhanku adalah uang, panutanku ialah setan dan pedomanku bernama kepuasan. Jika ada uang maka kekuasaan ada dalam genggaman, kemudian bebas melakukan tipudaya kapan, dimana dan kepada siapa saja.


Wahai Tuhanku
Rusak sudah aku
Rusak sudah keyakinanku
Rusak sudah norma dan tatanan hidupku

Rusak tanahku
Rusak lautku
Rusak hutan-hutanku
Rusak kekayaan tambang dibumiku

Rusak para wakilku
Rusak sistem birokrasiku
Rusak pemilu bangsaku
Rusak pula negara ibu kandungku


Wahai Tuhanku Yang Merajai negeri ini
Maafkanlah kerakusan kami
Maafkanlah kelicikan kami, kebobrokan dan kerusakan yang timbul dari perbuatan kami

Hidup kami gawat
Keyakinan kami telah cacat
Kemanusiaan kami sedang darurat
Negara kami pun semakin sekarat

Yaa Tuhanku,
Kami berlindung kepadaMu
Kami memohon sangat kepadaMu
Turunkanlah lagi kepada kami satu Nabi baru
Yang Kau utus khusus untuk menyelamatkan bahtera negeri kami yang nyaris karam, tenggelam.

Namun Tuhan, kami pun sadar
Doa kami ini keterlaluan
Doa kami tersebut jelas tak mungkin Kau kabulkan, karena sudah nyata dan gamblang bahwa Muhammad adalah Nabi akhir zaman.

Kalau memang begitu Tuhan,
Kalau Nabi sudah tak mungkin Kau turunkan,
Kalau Nur Muhammad tak mungkin Kau cetak ulang
Maka satu-satunya jalan adalah tanamkan;
Tanamkan Ruh Muhamammad di dalam jiwa kami
Tuangkan cahaya Muhammad di dalam hati kami
Dan serta tumbuhkan rahmat Muhammad disekujur hidup kami

Yaa Allah Tuhan Kami
Mulai hari ini,
Muhammadkan akal kami
Muhammadkan pemikiran kami
Muhammadkan penglihatan, pendengaran, lisan dan tuturkata kami

Yaa Allah Pencipta kami
Muhammadkan sikap kami
Muhammadkan perbuatan kami
Muhammadkan jalan keputusan kami
Dan Muhammadkan pergerakan-pergerakan yang kami jalani

Ya Allah Penjaga kami
Muhammadkan kami sebagai pekerjaMu
Muhammadkan kami sebagai pelayanMu
Muhammadkan kami sebagai pedagang, petani, buruh, nelayan, guru dan profesi apapun yang Kau amanahkan kepada kami

Yaa Allah Pemlihara kami
Muhammadkan kami sebagai anak
Muhammadkan kami sebagai orangtua

Muhammadkan kami sebagai sahabat
Muhammadkan kami sebagai tetangga, saudara-handaitolan
Muhammadkan kami sebagai umat, rakyat, masyarakat  juga pemimpin seperti akhlak Baginda Muhammad.

Muhammadkan kami Ya Allah.



#Sragen, 27 Nov 2016
@Muhammadona_Setiawan