ESAI
"Belajar Dari Maryam"
Buku paling komplet sedunia adalah Al quran. Buku yang paling baik, benar, bijak dan sempurna dimuka bumi ini bernama Al qur'an. Tidak ada keraguan didalamnya (la roiba) sebab redaktur dan penerbitnya langsung sang Maha Terpercaya dan Sempurna Allah SWT.
Al quran adalah petunjuk (huda) sekaligus pedoman. Siapa yang ingin kenal dan pacaran sama Allah maka surat cintanya adalah Al quran. Siapa yang ingin sampai kepada Allah maka Al quran adalah tiketnya. Siapa yang ingin pernikahan-nya langgeng-bahagia maka mas kawin nya hendaknya Al quran. Dan siapa yang ingin selamat dunia-akherat maka Al quran menjadi senjata andalan-nya.
Membaca Al quran berarti membaca nilai, ilmu, pelajaran, petuah dan hikmah. Al quran memberikan cahaya bagi kegelapan. Memberikan keyakinan pada keraguan. Memberikan kegembiraan untuk kesedihan. Serta memberikan jalan keluar atas segala kesulitan dan kebuntuan.
Malam ini, kita bisa belajar dari kisah perempuan tangguh berstatus single parent yang bernama Siti Maryam. Allah SWT berfirman ; Fa naadaaha mintahtiha allaa tahzanii qod ja'ala robbuki tahtaki sariyyaa. Yang artinya ; "Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."(QS. Maryam: Ayat 24)
Allah menyuruh Ruh suci Jibril AS untuk menghampiri Maryam yang kala itu tengah kesakitan pasca melahirkan putranya Isa AS. Dalam keadaan sakit dan merintih, Siti Maryam berusaha kesana kemari mencari air dan makanan untuk sang jabang bayi. Allah tidak tega melihat hamba-Nya gelisah dan berlinang airmata, maka Jibril di utus untuk menghibur hati Maryam dan memperlihatkan kebesaran Tuhan dengan berujar ; "Janganlah engkau bersedih hati wahai Maryam, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."
Mari kita dalami dalam-dalam makna ayat diatas. Bahwa Allah pemilik jagat raya ini bisa memberikan apa saja kepada kita tanpa ada sebab, tanpa alasan, tanpa diduga atau disangka-sangka (Min haitsu layahtasib). Pada surat Maryam ayat 24, tidak ada peristiwa sebab-akibat disana. Allah tidak memberi karena diminta. Allah tidak mengabulkan karena ada doa permohonan. Tapi Allah spontan, seketika langsung menjadikan anak sungai didekat Siti Maryam berada. Agar Maryam dan Isa bisa meminum air tersebut. Maryam tidak berbuat apa-apa, Maryam juga tidak bekerja. Tetapi Allah yang bekerja memberi apa yang dibutuhkan Maryam tanpa Maryam meminta sebelumnya.
Kemudian dilanjutkan pada ayat berikutnya, yang berbunyi ; Wa huzzi ilaiki bijiz'in nakhlati tusaaqith 'alaiki ruthoban janiyyan. Artinya "Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS. Maryam: Ayat 25).
Pada ayat 24 - Allah memberi air minum kepada Siti Maryam dan Isa AS tanpa ada peristiwa sebab-akibat disana. Sedangkan diayat- 25 Allah mengajarkan sesuatu/ilmu yang berbeda kepada Maryam. Allah melalui Malaikat Jibril hendak memberikan makanan kepada Maryam tidak secara cuma-cuma alias gratis. Namun Siti Maryam harus "membayar"nya terlebih dahulu. Allah menyuruh Maryam obah, bergerak, berusaha dan bekerja terlebih dulu agar ia dapat memperoleh makanan. Yaitu dengan cara menggoyang-goyang pangkal pohon kurma yang disandarinya. Dengan digoyangkan-nya pohon kurma tersebut maka buah kurma yang masak berguguran sehingga dapat dimakan oleh Maryam dan putranya. Ada peristiwa sebab-akibat pada ayat 25 tersebut. Menggoyangkan pohon adalah sebab-nya dan buah berguguran ialah akibatnya. Artinya Allah mau memberi jika engkau/ kita mau berusaha mendapatkan-nya. Allah berkenan mengabulkan jika ada doa sungguh-sungguh memohon kepada-Nya.
Terdapat satu hal yang menarik jika kita mau mencermati 'makna' yang tersirat di ayat 25 diatas. Secara logika, Siti Maryam yang usai melahirkan pada waktu itu tentu kondisinya sangat lemah bahkan mungkin tak berdaya. Orang yang sedang lemah, pasti tenaga-nya tak seberapa. Kita sama-sama tahu bahwa pohon kurma yang sudah berbuah tentu memiliki batang yang tinggi dan besar. Lalu sebesar apakah kekuatan Siti Maryam ketika menggoyang pohon kurma hingga buahnya jatuh berguguran?". Hal ini mengajarkan kita kembali bahwa sebenarnya yang bekerja adalah Allah. Kekuatan Maryam saat menggoyang pohon kurma sejatinya adalah kekuatan Allah yang dipinjamkan kepadanya. Atau bisa saja, Allah 'menyuruh' si pohon kurma untuk mengugurkan buah-buahnya. Yang demikian mudah bagi Allah, namun kadang manusia tak sanggup untuk menjangkau-nya. Meski kita diharuskan untuk selalu berusaha dan bekerja tetapi tetap Allah yang kuasa menghendaki hasil-nya.
Hari ini kita bisa belajar banyak dari surat Maryam ayat 24 dan 25. Bahwa Allah bisa memberikan apa saja tanpa sebab, tanpa kita minta dan tanpa kita mengusahakan-nya. Namun ada kalanya juga Allah berkenan memberi dan menghendaki setelah kita mau meminta kemudian berupaya, berkarya, bekerja untuk mendapatkan-nya. Satu kuncinya; berbaik sangka-lah terus menerus tanpa putus kepada Sang Maha Baik Allah Azza wa jala.
Sragen, 28 Feb 2017
Oleh
@Muhammadona_ Setiawan