Selasa, 17 Juli 2018

Catatan

#Catatan tentang Si Doel Anak Sekolahan

Film Si Doel The Movie masih akan tayang Agustus mendatang. Namun gaungnya sudah terdengar dan ramai diperbincangkan khalayak di media sosial. Banyak dari kita yang bertanya-tanya sekaligus penasaran tentang bagaimana kelanjutan kisah Bang Doel. Terlebih lagi kisah percintaannya dengan dua wanita cantik luar biasa.

Tapi disini saya tidak akan bicara atau membahas soal Film Si Doel The Movie. Lewat tulisan ini saya justru kepengin mengajak anda semua untuk flasback. Mundur ke belakang. Mengingat-ingat, membayangkan, memutar kembali pita kaset memori kita, bernostalgia bersama, 'menikmati' adegan demi adegan serial jadul Si Doel Anak Sekolahan.

Menurut saya, paling tidak ada tiga hal yang membuat kita (pemirsa) tidak bosan-bosannya menyaksikan serial jadul Si Doel Anak Sekolahan di layar kaca. Meski di ulang-ulang, tetap saja menghibur dan bikin tertawa. Mari satu per satu kita kupas.

Alasan yang pertama adalah keaslian. Apa yang tersaji dan di sajikan dalam serial Si Doel Anak Sekolahan (Yang selanjutnya di tulis SDAS) adalah asli. Seperti tidak dibuat-buat. Layaknya realita kehidupan sehari-hari.
Memang ada skenario yang harus di mainkan. Tetapi seluruh pemain seolah membawakan alur cerita tersebut secara natural. Baik ketika berdialog (ngobrol) maupun melakukan sesuatu pekerjaan. Misalnya, si Babe kalau ngomong asal ngejeplak. Sekenanye aje. Lalu Bang Doel kalau mau kerja selalu pamit dulu ame Nyak-Babe. Mak nyak kalau lagi buka warung ya kayak buka warung beneran. Bang Mandra pas narik oplet, ya nyari penumpang betulan. Si Atun saat sedang nyalon, ya beneran entu orang di potong rambutnya sama dia. Lalu Mas Karyo setiap keluar dari kamar mandi, selalu nenteng gayung dan bagian bawahnya di lilitin handuk. Sarah si anak gedongan yang selalu mengendarai mobil kemana-mana. Serta Zaenab gadis lugu yang diam-diam mengagumi Bang Doel. Mereka semua seperti tidak akting. Mengalir apa adanya. Rasa-rasanya tidak ada editan dalam setiap adegannya. Dan keaslian gambar, watak, dialog, perbuatan dalam serial tersebut yang membuat kita tidak jenuh melihatnya. Itulah daya tarik tersendiri kenapa SDAS tidak lekang oleh zaman sampai kini.

Alasan kedua adalah kisah cinta. Yakni kisah segitiga cinta antara Bang Doel, Sarah dan Zaenab yang suka mengaduk-aduk emosi. Sampai SDAS habis episode, kisah percintaan mereka belum menemukan titik temu. Apakah Bang Doel memilih Sarah? Atau justru berlabuh ke pelukan Zaenab. Itu masih tanda tanya besar. Mungkin dengan menonton Si Doel The Movie nanti, rasa penasaran seluruh warga negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke akan terjawab sudah. Semoga.

Tapi begitulah cinta. Cinta selalu menarik untuk diperbincangkan. Apalagi cinta dua anak manusia. Dan kasus percintaan di serial SDAS sangatlah rumit. Pelik. Sehingga menarik dan asyik untuk terus di ikuti. Segitiga cinta antara mereka berhasil memikat hati para penonton. Yang secara tak langsung membuat penonton geregetan. Penonton seolah di ajak untuk ikut memikirkan dan memutuskan, kira-kira Bang Doel akan menerima cintanya siapa. Apakah Sarah atau Zaenab? Wallahu'alam bis showab.

Dan alasan ketiga adalah nama terakhir yang saya sebut. Maaf, mungkin ini agak emosional. Sebab berdasarkan selera pribadi. Jadi kalau sedikit ndak obyektif harap maklum yah. Hehe.

Sejak kemunculan SDAS di tv, sosok Zaenab sangat mencuri perhatian. Seorang gadis ayu, lugu, rada pemalu. Pria mana coba yang nggak klepek-klepek. Bule aja termehek-mehek. Ehh.
Sampai kemudian saya tahu nama asli pemerannya, yakni Maudy Koesnaedy (@mpokmod). Dari dulu sampai sekarang tidak ada yang berubah pada diri 'Zaenab'. Masih tetap muda. Awet pula cantiknya. (Pake formalin brape kilo mpok).  Ya wajahnya, ya rambutnya, ya bodi-nya masih enak di lihat. Di usianya yang sudah menginjak 43 tahun, mpokmod masih terlihat segar dan bugar. Mpokmod juga mewakili citra perempuan asli Indonesia. Cantik, anggun, smart, wajah ke-Indonesia-an, dan cinta budaya Indonesia. Paket komplit dah.

Alhamdulillah, semenjak ada Twitter saya bisa bertegur sapa dengannya. Saya follow dia, dia belum tentu follow aku (haha, ngarep). Selain cantik, mpokmod juga pribadi yang humble. Tidak peduli siapa yang mensyen, kalau nyambung dan ada waktu, pasti ia sempatkan untuk membalasnya. Dan khusus buat saya, dibales twit oleh seorang Maudy Koesnaedi itu sebuah kebanggaan tersendiri. Prestasi tingkat tinggi. Tidak kenal, tidak pernah ketemu, lain bapak, lain ibu, tapi bisa saling lempar candaan, tanya jawab, dan berbalas pantun. Itu amazing men.

Tiga alasan di atas itulah yang sekiranya membuat SDAS dan para tokoh di dalamnya sangat lekat di hati masyarakat. Mereka semua adalah legenda, dan akan dikenang terus sepanjang masa.

(Doa Al fatihah untuk Alm. Babe Benyamin, Mak Nyak, Engkong Tile, dan mas Basuki)

Sukses buat Si Doel The Movie

Gemolong-Sragen, 10 Juli 2018
Muhammadona Setiawan