Rabu, 05 April 2017

Puisi - "Antara Cemas Dan Harap"

Puisi

"Antara cemas dan harap"

April,
Bulan ke-empat, yang penuh rasa cemas dan harap
Cemas pada berkurangnya
Berharap atas bertambahnya

April,
Bulan ke-empat, yang penuh rasa cemas dan harap
Ku hadapkan wajahku ke langit angkasa
Menatap takjub Agung wajah-Nya

Tuhan, turunkan hujan dibulan April
Aku ingin basah dan menggigil
Menangkap butir-butiran hujan
Mendekap bulir-bulir harapan

April,
Bulan ke-empat, yang penuh rasa cemas dan harap


#050417
@Muhammadona_ Setiawan

Rabu, 01 Maret 2017

Esai - "Belajar Dari Maryam"

ESAI

"Belajar Dari Maryam"


Buku paling komplet sedunia adalah Al quran. Buku yang paling baik, benar, bijak dan sempurna dimuka bumi ini bernama Al qur'an. Tidak ada keraguan didalamnya (la roiba) sebab redaktur dan penerbitnya langsung sang Maha Terpercaya dan Sempurna Allah SWT.
Al quran adalah petunjuk (huda) sekaligus pedoman. Siapa yang ingin kenal dan pacaran sama Allah maka surat cintanya adalah Al quran. Siapa yang ingin sampai kepada Allah maka Al quran adalah tiketnya. Siapa yang ingin pernikahan-nya langgeng-bahagia maka mas kawin nya hendaknya Al quran. Dan siapa yang ingin selamat dunia-akherat maka Al quran menjadi senjata andalan-nya.
Membaca Al quran berarti membaca nilai, ilmu, pelajaran,  petuah dan hikmah. Al quran memberikan cahaya bagi kegelapan. Memberikan keyakinan pada keraguan. Memberikan kegembiraan untuk kesedihan. Serta memberikan jalan keluar atas segala kesulitan dan kebuntuan.
Malam ini, kita bisa belajar dari kisah perempuan tangguh berstatus single parent yang bernama Siti Maryam. Allah SWT berfirman ;  Fa naadaaha mintahtiha allaa tahzanii qod ja'ala robbuki tahtaki sariyyaa. Yang artinya ; "Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."(QS. Maryam: Ayat 24)

Allah menyuruh Ruh suci Jibril AS untuk menghampiri Maryam yang kala itu tengah kesakitan pasca melahirkan putranya Isa AS. Dalam keadaan sakit dan merintih, Siti Maryam berusaha kesana kemari mencari air dan makanan untuk sang jabang bayi. Allah tidak tega melihat hamba-Nya gelisah dan berlinang airmata, maka Jibril di utus untuk menghibur hati Maryam dan memperlihatkan kebesaran Tuhan dengan berujar ; "Janganlah engkau bersedih hati wahai Maryam, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu."
Mari kita dalami dalam-dalam makna ayat diatas. Bahwa Allah pemilik jagat raya ini bisa memberikan apa saja kepada kita tanpa ada sebab, tanpa alasan, tanpa diduga atau disangka-sangka (Min haitsu layahtasib). Pada surat Maryam ayat 24, tidak ada peristiwa sebab-akibat disana. Allah tidak memberi karena diminta. Allah tidak mengabulkan karena ada doa permohonan. Tapi Allah spontan, seketika langsung menjadikan anak sungai didekat Siti Maryam berada. Agar Maryam dan Isa bisa meminum air tersebut. Maryam tidak berbuat apa-apa, Maryam juga tidak bekerja. Tetapi Allah yang bekerja memberi apa yang dibutuhkan Maryam tanpa Maryam meminta sebelumnya.

Kemudian dilanjutkan pada ayat berikutnya, yang berbunyi ; Wa huzzi ilaiki bijiz'in nakhlati tusaaqith 'alaiki ruthoban janiyyan. Artinya "Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS. Maryam: Ayat 25).

Pada ayat 24 - Allah memberi air minum kepada Siti Maryam dan Isa AS tanpa ada peristiwa sebab-akibat disana. Sedangkan diayat- 25 Allah mengajarkan sesuatu/ilmu yang berbeda kepada Maryam. Allah melalui Malaikat Jibril hendak memberikan makanan kepada Maryam tidak secara cuma-cuma alias gratis. Namun Siti Maryam harus "membayar"nya terlebih dahulu. Allah menyuruh Maryam obah, bergerak, berusaha dan bekerja terlebih dulu agar ia dapat memperoleh makanan. Yaitu dengan cara menggoyang-goyang pangkal pohon kurma yang disandarinya. Dengan digoyangkan-nya pohon kurma tersebut maka buah kurma yang masak berguguran sehingga dapat dimakan oleh Maryam dan putranya. Ada peristiwa sebab-akibat pada ayat 25 tersebut. Menggoyangkan pohon adalah sebab-nya dan buah berguguran ialah akibatnya. Artinya Allah mau memberi jika engkau/ kita mau berusaha mendapatkan-nya. Allah berkenan mengabulkan jika ada doa sungguh-sungguh memohon kepada-Nya.

Terdapat satu hal yang menarik jika kita mau mencermati 'makna' yang tersirat di ayat 25 diatas. Secara logika, Siti Maryam yang usai melahirkan pada waktu itu tentu kondisinya sangat lemah bahkan mungkin tak berdaya. Orang yang sedang lemah, pasti tenaga-nya tak seberapa. Kita sama-sama tahu bahwa pohon kurma yang sudah berbuah tentu memiliki batang yang tinggi dan besar. Lalu sebesar apakah kekuatan Siti Maryam ketika menggoyang pohon kurma hingga buahnya jatuh berguguran?". Hal ini mengajarkan kita kembali bahwa sebenarnya yang bekerja adalah Allah. Kekuatan Maryam saat menggoyang pohon kurma sejatinya adalah kekuatan Allah yang dipinjamkan kepadanya. Atau bisa saja, Allah 'menyuruh' si pohon kurma untuk mengugurkan buah-buahnya. Yang demikian mudah bagi Allah, namun kadang manusia tak sanggup untuk menjangkau-nya. Meski kita diharuskan untuk selalu berusaha dan bekerja tetapi tetap Allah yang kuasa menghendaki hasil-nya.

Hari ini kita bisa belajar banyak dari surat Maryam ayat 24 dan 25. Bahwa Allah bisa memberikan apa saja tanpa sebab, tanpa kita minta dan tanpa kita mengusahakan-nya. Namun ada kalanya juga Allah berkenan memberi dan menghendaki setelah kita mau meminta kemudian berupaya, berkarya, bekerja untuk mendapatkan-nya. Satu kuncinya; berbaik sangka-lah terus menerus tanpa putus kepada Sang Maha Baik Allah Azza wa jala.


Sragen, 28 Feb 2017
Oleh
@Muhammadona_ Setiawan

Senin, 20 Februari 2017

KOLOM ; Cinta, cinta dan cinta

KOLOM


" Cinta, cinta dan cinta"


Alasan utama Allah menciptakan ciptaan-Nya yang pertama yaitu Nur Muhammad tidak lain adalah cinta. Nur Muhammad adalah pancaran cinta-Nya, pantulan cahaya Allah itu sendiri yang mana dikemudian hari Nur Muhammad di wujudkan dalam bentuk seorang manusia(ahsanu taqwim) yang bernama Muhammad bin Abdullah, yang beribukan Siti Aminah. Kalau Allah tidak cinta maka tidak ada manusia dan seluruh big bang semesta raya ini. Cinta menjadi unsur utama terselenggara-nya hubungan timbal balik antara pencipta (Allah) dengan ciptaan-Nya (mahkluk/hamba).
Bahkan Allah yang memiliki 99 nama baik (Asmaul Husna), mempromosikan sifat diri-Nya yang pertama kepada alam dan makhluk (manusia) yaitu Rahman dan Rahim (Pengasih-Penyayang). Allah itu mengasihi dan menyayangi dulu. Allah tidak pernah menghinakan tetapi manusia itu sendiri yang menghinakan diri mereka sendiri. Allah mustahil menyia-nyiakan apapun dan siapapun, mereka-lah sendiri yang menyia-nyiakan segala karunia-Nya.
Hakikat Allah sejatinya adalah Maha Pengasih-Penyayang. Bahwa sebagai hamba, manusia lahir ke dunia untuk "bermain" cinta.
Pada akhirnya sederhana saja yang mesti kita pahami bersama. Bahwa kita mengalami tiga fase.  Tiga fase perjalanan dengan satu alasan. Pertama, alasan mula Allah menciptakan kita adalah alasan rasa cinta. Kedua, Tuhan tidak mengajari apapun kepada kita didunia ini selain untuk berkasih-sayang dan cinta. Dan terakhir, kita nanti dipanggil kembali oleh Allah untuk menyatu dengan-Nya (manunggaling kawula lan gusti) itupun karena rasa cinta juga. Alasan dari itu semua adalah cinta, cinta dan cinta.


#19 Feb 2017
Oleh
@Muhammadona_ Setiawan

Senin, 12 Desember 2016

Puisi - "Muhammad"kan Kami Tuhan"

Puisi


"Muhammad"kan Kami Tuhan"




Tak sanggup aku bayangkan, seberapa jembar kesabaranmu
Meski sepanjang hidup kau dicaci-maki, difitnah, di sembur air ludah, tapi kau terima itu semua, tanpa ada setitik marah dan dendam di dada.
Sedangkan lihatlah padaku, sekali saja aku diremehkan orang, mukaku langsung memerah padam!!

Tidak mampu ku gambarkan, tentang bagaimana murninya keikhlasanmu
Selama hidup kau tlah dermakan apa saja yang kau punya, hingga kau rela menderita asalkan orang-orang disekitarmu bahagia
Sedangkan lihatlah aku ini, sekalinya bisa memberi sesuatu pada orang lain, namun ada segepok pamrih dalam bathin

Sungguh tak dapat ku nalar dengan akal dan pikiran, akan kualitas cinta yang ada padamu, jutaan umat keturunanmu yang tak kau kenal dan temui sebelumnya, tapi kau perhatikan sungguh, kau suwun-kan doa keselamatan bagi mereka semua.
Sedangkan lihatlah diriku ini, hanya sibuk memikirkan diri sendiri, fokus mengejar karier pribadi, peduli setan dengan kanan dan kiri.

Wahai Sang Nabi
Aku malu mengaku umatmu
Bagaimana mungkin aku bisa meneladanimu, sedangkan mataku ini mata dunia, hatiku hati materi, aku lebih cinta harta benda daripada pahala yang kasat mata.

Wahai manusia suci
Aku tak patut menjadi pengikutmu
Bagaimana mungkin aku dapat mencontohmu, sedangkan Tuhanku adalah uang, panutanku ialah setan dan pedomanku bernama kepuasan. Jika ada uang maka kekuasaan ada dalam genggaman, kemudian bebas melakukan tipudaya kapan, dimana dan kepada siapa saja.


Wahai Tuhanku
Rusak sudah aku
Rusak sudah keyakinanku
Rusak sudah norma dan tatanan hidupku

Rusak tanahku
Rusak lautku
Rusak hutan-hutanku
Rusak kekayaan tambang dibumiku

Rusak para wakilku
Rusak sistem birokrasiku
Rusak pemilu bangsaku
Rusak pula negara ibu kandungku


Wahai Tuhanku Yang Merajai negeri ini
Maafkanlah kerakusan kami
Maafkanlah kelicikan kami, kebobrokan dan kerusakan yang timbul dari perbuatan kami

Hidup kami gawat
Keyakinan kami telah cacat
Kemanusiaan kami sedang darurat
Negara kami pun semakin sekarat

Yaa Tuhanku,
Kami berlindung kepadaMu
Kami memohon sangat kepadaMu
Turunkanlah lagi kepada kami satu Nabi baru
Yang Kau utus khusus untuk menyelamatkan bahtera negeri kami yang nyaris karam, tenggelam.

Namun Tuhan, kami pun sadar
Doa kami ini keterlaluan
Doa kami tersebut jelas tak mungkin Kau kabulkan, karena sudah nyata dan gamblang bahwa Muhammad adalah Nabi akhir zaman.

Kalau memang begitu Tuhan,
Kalau Nabi sudah tak mungkin Kau turunkan,
Kalau Nur Muhammad tak mungkin Kau cetak ulang
Maka satu-satunya jalan adalah tanamkan;
Tanamkan Ruh Muhamammad di dalam jiwa kami
Tuangkan cahaya Muhammad di dalam hati kami
Dan serta tumbuhkan rahmat Muhammad disekujur hidup kami

Yaa Allah Tuhan Kami
Mulai hari ini,
Muhammadkan akal kami
Muhammadkan pemikiran kami
Muhammadkan penglihatan, pendengaran, lisan dan tuturkata kami

Yaa Allah Pencipta kami
Muhammadkan sikap kami
Muhammadkan perbuatan kami
Muhammadkan jalan keputusan kami
Dan Muhammadkan pergerakan-pergerakan yang kami jalani

Ya Allah Penjaga kami
Muhammadkan kami sebagai pekerjaMu
Muhammadkan kami sebagai pelayanMu
Muhammadkan kami sebagai pedagang, petani, buruh, nelayan, guru dan profesi apapun yang Kau amanahkan kepada kami

Yaa Allah Pemlihara kami
Muhammadkan kami sebagai anak
Muhammadkan kami sebagai orangtua

Muhammadkan kami sebagai sahabat
Muhammadkan kami sebagai tetangga, saudara-handaitolan
Muhammadkan kami sebagai umat, rakyat, masyarakat  juga pemimpin seperti akhlak Baginda Muhammad.

Muhammadkan kami Ya Allah.



#Sragen, 27 Nov 2016
@Muhammadona_Setiawan






Minggu, 11 September 2016

Puisi - "Wajah Rembulanku"

" WAJAH  REMBULAN-KU "


Tak banyak kata yang dapat ku tuliskan
Pun tak banyak cerita mampu ku tuangkan

Sekalipun kita belum bertatap muka
Mana mungkin aku berani bicara bla bla bla
Bila kurang takut menyinggung perasaan
Jika berlebihan jatuhnya gombal...


Tak mewah yang hendak ku sajikan
Pun tak megah yang ku persembahkan

Yang ku tulis ini kejujuran
Ku tuangkan penuh perasaan
Tentang yang kutangkap dan ku saksikan
Tenang teduh matamu, menyejukkan kalbu
Terang sinar wajahmu, memancarkan syahdu

Aku menyambutmu... dan aku menyebutmu...  (Wajah Rembulan-ku)


Karya
@Muhammadona_ Setiawan
#230816

Kamis, 04 Agustus 2016

"Sajak Muhammad "

" SAJAK MUHAMMAD "


Sekiranya aku menjadi Muhammad
Takkan sudi kembali ke Bumi, setelah sampai didekat 'Arasyi

Seandainya aku jadi Muhammad
Enggan rasanya turun ke dunia, setelah menembus Sidratul Muntaha

Semisalnya aku Muhammad
Aku akan berlama-lama, bercinta-bermesra-- bercengkrama dengan Yang Esa

Soal kembali ke bumi nanti saja
Turun ke dunia ditunda sementara

Tetapi, untungnya aku bukan Muhammad
Muhammad bukan aku
Dan tidak mungkin aku jadi Muhammad

Muhammad adalah kekasih
Anugerah yang terpilih
Muhammad adalah nur-cahaya
Rahmatan bagi semesta

Jiwa Muhammad gundah akan kebebalan umat
Hatinya gulana atas kekafiran kaum-nya

Allah lantas mengirim burung gagah perkasa
Buraq menjelma armada, menghantar Muhammad menemu Tuhan-Nya
Yang Maha Kasih hendak menghibur kekasihnya
Yang Maha mulia ingin memuliakan utusan-Nya

Muhammad di Isra'kan
Perjalanan horisontal, menapak tilasi perjuangan para Nabi
Muhammad lalu di Mi'raj-kan
Pendakian vertikal, meninggi- menyowani singgasana Illahi


Wahai kekasih
Jangan bersedih hati, AKU memberkahimu, kata Allah.
Wahai Sang Nabi
Jangan bermuram durja, AKU membersamaimu kapan-dimana saja

Muhammad-pun kembali ke bumi berseri-seri
Baginda turun kedunia penuh suka-cita
Islam disampaikan dengan cinta-tanpa paksa
Iman disemaikan bertahap-perlahan menurut kemampuan

Sekali lagi bahkan seribu kali lagi
Muhammad adalah rahmat
Muhammad ialah Mukjizat
Muhammad sang juru syafaat

Bersholawat-lah kagem kanjeng Nabi
Bersyahadat-lah di hadapan Sang Illahi


Karya
@Muhammadona_ Setiawan


Selasa, 26 Juli 2016

Esai - " ASING DAN TERASING "

"  ASING DAN TERASING "


Pada 27 Mei 2016 lalu,  ada gelaran Akbar yang berlangsung di Desa Menturo, Sumobito, kab. Jombang, Jawa Timur. Pada hari itu, salah seorang tokoh besar Republik ini 'merayakan' usia yang ke-63 tahun. Tokoh tersebut adalah simbah dan guru kita semua yaitu Emha Ainun Nadjib atau akrab disapa Cak Nun atau lebih tepatnya sekarang dipanggil Mbah Nun.

Atas izin Allah dan cintanya Rasulullah, saya dan beberapa teman Jamaah Maiyah asal Gemolong Sragen turut menghadiri Maiyahan yang bertajuk IHTIFAL MAIYAH di Jombang kala itu. Ada 2 alasan yang mendorong saya untuk ikut serta datang ke Jombang. Pertama : usia mbah Nun telah menginjak 63 tahun. Angka 63 terasa spesial sebab usia tersebut persis dengan jatah usia Kanjeng Nabi ketika dipanggil Allah SWT. Oleh karena-nya, saya mengharuskan diri saya untuk menyempatkan hadir ke Jombang guna memberi selamat dan doa secara langsung teruntuk Mbah Nun tercinta. Kedua: seumur hidup saya pun belum pernah menyambangi tanah kelahiran Gus Dur tersebut. Sehingga ada keinginan yang sangat besar untuk bisa menginjakkan kaki disana (baca: Jombang).

Saya dan ke-4 teman saya berangkat menuju Jombang dengan mengendarai mobil pribadi. Berangkat pukul 2 siang dan sekitar pukul 8 malam telah sampai di kawasan kab.Jombang. Selama perjalanan dari Gemolong (Sragen) ke Jombang, kondisi cuaca berubah-ubah. Ketika mobil kami sampai di Mantingan Ngawi, hujan turun lebat. Dan memasuki Ngawi kota mendadak air hujan sirna. Mobil terus melaju dan tak terasa kami sudah tiba di Madiun. Disepanjang jalan kota Madiun cuaca cukup cerah, tak ada tetes hujan yang kami jumpai. Kondisi tersebut bertahan hingga kami masuk kawasan kota Nganjuk.

Jarum jam menunjukkan pukul 18.30 WIB. Diperbatasan Nganjuk-Jombang, hujan kembali mengguyur. Kami memutuskan untuk rehat sejenak dan menunaikan sholat maghrib. Usai sholat kami lantas melanjutkan perjalanan menuju Lokasi Ihtifal Maiyah. Sebelum meluncur ke Menturo, mobil kami bergegas ke Kompleks Ponpes Tebu Ireng. Disana ada satu teman JM dari Gemolong juga yang sedang mengantar anak-nya mendaftar di Ponpes petilasan Gus Dur tersebut. Ia minta dijemput karena pengen ndherek juga ke Menturo.

Sampai di Tebu Ireng hujan mereda. Udara segar- suasana nyaman sangat kami rasakan ketika mobil kami parkir didepan Ponpes. Lantunan ayat suci terdengar merdu dari dalam ponpes seketika menentramkan kalbu. Ditempat inilah para ulama besar Negeri ini dilahirkan dan ditempa. Mbah Hasyim- Mbah Wakhid-- Mbah GusDur adalah beberapa putra terbaik Daerah. Doa kebaikan pantas kita kirimkan kepada para kekasih Allah tersebut. Al Fatihah.

Tak berselang lama, kami pun bergegas merapat ke Menturo. Setengah jam perjalanan dari Tebu Ireng ke Menturo, cuaca berubah cerah dan bergairah. Hujan telah usai. Dari 6 orang yang ada dimobil hanya ada satu orang yang pernah berkunjung ke Menturo. Itupun sudah lama sekali. Ahsan salah satu teman saya itu terakhir kali ke Padhang mBulan Menturo pada tahun 2000 lalu, saat Ia masih menempuh studi (kuliah) di UNDAR. Jalan-suasana dan kondisi lingkungan Jombang saat ini sudah berubah total, katanya.

Setiap mobil kami nyasar, maka kami-pun bertanya kepada orang dijalan. Mungkin, sudah lebih dari 6 kali kami mananyakan dimana letak Desa Menturo. GPS juga kami gunakan sebagai penunjuk jalan. Dan ketika kami melintasi rel Kereta Api, terlihat disebelah ujung jalan Kantor Polres Sumobito. Alhamdulillah, itu artinya kami sebentar lagi akan sampai dilokasi. Mobil kami menderu menelusuri sepanjang jalan ditepi rel Kereta Api. Radar GPS terus menari-menari seolah membimbing arah perjalanan kami.

Kami telah memasuki jalan-jalan kampung. Berderet rumah-rumah warga. Hamparan sawah tersaji. Perkebunan tebu dikanan-kiri. Kami lewati jembatan, jalan yang licin, terjal dan berliku pasca diguyur hujan. Ya Allah, dalam hati aku bergumam: "Dimana kampung-nya Mbah Nun, kok nggone mblusuk ngene..". Kami sempet bingung lagi untuk menuju ke Desa Menturo. Ketika mobil kami mandeg, tiba-tiba ada pengendara motor yang menghampiri mobil kami. "Arek marang Cak Nun mas.., monggo bareng saya saja". Puji Tuhan, ketika lelah sudah melanda, perut meronta-ronta (baca: kelaparan) pertolongan Allah-pun tiba.

Selang 20 menit, mobil kami sampai juga dibibir Desa Menturo. Alhamdulillah. Lantunan ayat suci Alqur'an dari pengeras suara seakan menyambut kedatangan kami dan ratusan Jamaah Maiyah yang baru sampai dilokasi. AllahuAkbar, akhirnya sampai juga kami ditempat tanah kelahiran Mbah Nun. Tanah lapang berubah menjadi arena parkir mobil dari berbagai penjuru Nusantara. Halaman sekolah Global juga disulap sebagai lahan parkir roda dua. Saya dan teman-teman segera merapat ke depan lokasi Maiyah. Lautan manusia berjubel. Laki-laki, perempuan-bapak-ibu-mbah--anak-anak berkumpul dalam satu lingkaran pasedhuluran Maiyah. Saya pun ikut berbaur ditengah-tengah mereka. Perasaan haru-gembira bercampur. Para JM menikmati setiap detik kemesraan, menyaksikan para 'bintang tamu' menyajikan pertunjukan di atas panggung. Ada Cak Kartolo cs yang ndagel ala Jawa timuran. Karena saya ndak dong bahasa-nya, maka saya cuma nyengir-nyengir sendiri. Kemudian  ada persembahan dari Komunitas 5 Gunung pimpinan pak Tanto Mendut. Penampilan mereka terkesan mistis karena banyak sekali uborampe yang digunakan. Seperti : dupa-menyan-kembang-tebu dan tetek bengek-nya. Dalam rangka mangayubagyo Ulang Tahun Mbah Nun, pak Tanto memberi hadiah batu akik kepada mbah Nun serta mempersembahkan tarian-barongsai dan wayang kulit. Semua JM nampak terhibur dengan penampilan Komunitas 5 Gunung.

Usai pertunjukan Wayang kulit, mas Sabrang cs giliran naik ke panggung. Dengan formasi lengkap, Letto membawakan beberapa nomor andalan dari album mereka. Nomor Menyambut Janji menjadi lagu pembuka. Dijeda lagu mas Sabrang juga mengajak JM semua untuk mendoakan mbah Nun semoga beliau tetep sehat dan setia melayani kita semua, jamaah serentak meng-Amin-kannya. Hampir semua nomor Letto yang dibawakan, jamaah hafal, ikut larut mendendangkannya.

Menginjak pukul 01.30 dinihari, barulah Mbah Nun naik ke panggung untuk menyapa dan menyampaikan ungkapan terimakasih kepada pengisi Acara dan seluruh JM Nusantara yang telah sudi hadir maupun yang tak bisa hadir namun turut memberi ucapan selamat dan doa-doa kebaikan. Kebaikan anda semua dicatat dan diganjar berlipat oleh Yang Maha Kasih Allah SWT, ucap simbah mesra. Dan tepat pukul 03.00 WIB gelaran Ihtifal Maiyah ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Cak Fuad.

Alhamdulillah. Serangkaian acara IHTIFAL MAIYAH - 27 MEI 2016 di Desa Menturo Sumobito Jombang telah usai. Begitu banyak pelajaran dan pengalaman hidup yang saya dapatkan, pun demikian JM keseluruhan. Bagi saya pribadi, NILAI yang paling berharga yang bisa saya serap dan tangkap justru bukan pada konten acara Ihtifal Maiyah-nya namun yang lebih mendalam/ nancep ati adalah perihal "Skenario Tuhan". Batin saya bergumam pelan : Ya Allah Ya Rabb'ku,  tidak ada satu-pun yang menyangka, jikalau di Dusun yang plosok-ndeso--terpencil dan terASING dari keramaian hingar bingar akan lahir seorang Figur besar yang selama hidupnya setia bekerja untuk melayani-mencintai- mengabdi dan memberi seluruhnya untuk anak-cucu bangsa ini.
Jazaakallah khairan katsiran. Matursembah nuwun. Salam takzim dan cinta teruntuk Mbah Emha Ainun Nadjib.


Oleh cucumu

@Muhammadona_ Setiawan
#220716