Sabtu, 31 Oktober 2015
Cermin - " Bardan dan Simbah " #3
" Bardan dan Simbah " #3
" Mbah, agama itu penting ndak sih?"
" Penting."
" Tapi kok agama banyak sekali perintahnya, bikin repot saja."
" Apa yang bikin repot?"
" Ya buanyak lah mbah, misal; kita lagi sibuk kerja, ee..di suruh sholat dhuha. Pas siang-siang kita laperrr, di suruh sholat dhuhur. Kita lagi nyenyaknya tidur, di paksa bangun sholat subuh, repot kan mbah?"
" Sholat dhuha adalah cara agar kamu 'ingat', siapa yang memberimu rizki. Sholat dhuhur itu cara, agar kau 'ingat' siapa yang memberimu makan. Sholat subuh juga cara, agar kamu 'ingat' siapa yang memberimu hidup, dan seterusnya."
" Terus resepnya apa mbah, biar kita ndak repot mengerjakan perintah agama?"
" Agama itu seperti biola, kalo kita ndak bisa 'memainkannya" ya kacau suaranya.
Tapi kalo kita mudeng dan faham cara 'memainkannya', maka keindahan-kesyahduan yang terasa."
" Lalu cara memainkannnya gimana?"
" Ya belajar, kita sinau pada guru, orang tua, sesepuh, Alquran-hadist, buku-buku, ngaji, datang ke majelis ilmu dan sebagainya."
" Gitu yaa..."
" Kita belajar terus hingga mahir 'memainkan' dawai-dawai agama, guna mencapai puncak keindahan bersama-Nya.
@Muhammadona
Senin, 19 Oktober 2015
Sajak - " Ibu Kehidupan "
" Ibu Kehidupan "
Perempuan dewasa itu senantiasa bernama:
Rela berkorban jiwa raga | dari ujung rambut sampai telapak kakinya |
Perempuan tua itu senantiasa bernama:
Dedikasi, terima kasih, restu dan ampunan | yang setia tulus melahirkan
berpuluh benih, nasib dan karakter manusia |
Perempuan senja itu senantiasa bernama:
cinta kasih sayang, tiga patah kata sakral tiada tandingan | di atas pundaknya setiap anak tegak berpijak | merengkuh bintang impian dan warna-warni kehidupan |
Ibu adalah cinta kasih sayang | cinta kasih sayang adalah ibu |
Induk dari segala bentuk | muasal tempat tumbuh cikal |
Hidup adalah untuk menemukan 'Ibu' kehidupan |
Menjelajahi dunia ujungnya adalah menemukan Ibu-nya dunia |
Merangkai puisi adalah menghadap kepada Ibu-nya kata-kata |
Memanusiakan manusia adalah cara mengenali Ibu-nya manusia |
Membangun peradaban adalah keberakaran pada Ibu nilai-nilai kemanusiaan |
@Muhammadona
Rabu, 07 Oktober 2015
Cermin - "Bardan dan Simbah" #2
"Bardan dan Simbah" #2
" Mbah, kenapa ya saya masih merasa gelisah."
" Gelisah kenapa?"
" Saya udah hidup mapan, ada istri-anak, pekerjaan, rumah, kendaraan tapi tetap saja ada kegelisahan yang melanda."
" Ee..,,
" Sebagai muslim, saya juga udah beribadah; sholat, puasa, sedekah, zakat."
" Eee.....,,
" Tinggal haji yang belum mbah, tapi saya udah daftar kok!"
" Eeee..,, mungkin syahadatmu belum beres."
" Apa maksudnya mbah?"
" Allah menunggumu bersyahadat tapi kau malah membaca syahadat, itu pun cuma sekali seumur hidup. Di tambah lagi Allah "memaksa" kamu untuk mengucapkannya dalam shalat dan adzan. Padahal syahadat terletak dan di uji di setiap langkah hidupmu. Di setiap butir nasimu, di setiap tetes keringatmu, di setiap hela nafasmu, di setiap niatmu, di setiap keputusanmu, di setiap lendir dahak batukmu, di setiap kotoran yang keluar darimu, di rumah, jalan, kantor, lapangan, kebun, sawah, profesi, jabatan, ucapan, pernyataan, cita-cita dan apa saja serta kapan saja dalam seluruh lingkup kehidupanmu.
" Astaqhfirulloh 'aladzim..."
(Bardan dan simbah istiqhfar bersamaan)
@Muhammadona
" Mbah, kenapa ya saya masih merasa gelisah."
" Gelisah kenapa?"
" Saya udah hidup mapan, ada istri-anak, pekerjaan, rumah, kendaraan tapi tetap saja ada kegelisahan yang melanda."
" Ee..,,
" Sebagai muslim, saya juga udah beribadah; sholat, puasa, sedekah, zakat."
" Eee.....,,
" Tinggal haji yang belum mbah, tapi saya udah daftar kok!"
" Eeee..,, mungkin syahadatmu belum beres."
" Apa maksudnya mbah?"
" Allah menunggumu bersyahadat tapi kau malah membaca syahadat, itu pun cuma sekali seumur hidup. Di tambah lagi Allah "memaksa" kamu untuk mengucapkannya dalam shalat dan adzan. Padahal syahadat terletak dan di uji di setiap langkah hidupmu. Di setiap butir nasimu, di setiap tetes keringatmu, di setiap hela nafasmu, di setiap niatmu, di setiap keputusanmu, di setiap lendir dahak batukmu, di setiap kotoran yang keluar darimu, di rumah, jalan, kantor, lapangan, kebun, sawah, profesi, jabatan, ucapan, pernyataan, cita-cita dan apa saja serta kapan saja dalam seluruh lingkup kehidupanmu.
" Astaqhfirulloh 'aladzim..."
(Bardan dan simbah istiqhfar bersamaan)
@Muhammadona
Jumat, 02 Oktober 2015
Cermin - "Bardan dan Simbah"
"Bardan dan Simbah"
"Mbah, kemarin si Kacong bikin ulah."
" Bikin ulah apa?"
" Masak jam 2 siang dia adzan mbah, sontak aja orang sekampung pada dateng ke Masjid, si Kacong kena semprot deh, dasar bocah sinting."
" Kamu yang sinting."
" Lohh, kok malah aku yang sinting, yang adzan ngacok kan si Kacong mbah bukan saya."
" Kenapa pas Kacong adzan jam 2 siang kalian malah berbondong-bondong ke masjid, giliran si Kacong adzan zhuhur, ashar, maghrib, isya' dan subuh kalian ngumpet nggak kelihatan batang hidungnya! Siapa yang lebih sinting Bar, si Kacong apa kalian..?"
" Yaa...anu mbah (garuk-garuk kepala)"
" Anu siapa,, banyak orang di masyarakat kita yang jauh lebih fokus pada sesuatu yang keliru, mereka asik membicarakan aib seseorang, mereka sibuk memikirkan dan membahas hal-hal yang negatif yang ada di sekitarnya. Mereka lupa untuk berbuat yang baik, mereka malah alergi jika melihat atau mendengar segala hal yang positif dan membangun."
" Hening (Bardan mengelap keringat)
" Bar, Kacong mungkin khilaf, abis zhuhur dia tidur, bangun-bangun langsung adzan, di kiranya udah masuk ashar,, maafkanlah dia."
" Iya mbah, saya yang salah, sudah marah dan maki-maki si Kacong."
" Semua pernah salah Bar, sudah-sudah ayo kita sholat jamaah."
@MuhammadonaSetiawan
"Mbah, kemarin si Kacong bikin ulah."
" Bikin ulah apa?"
" Masak jam 2 siang dia adzan mbah, sontak aja orang sekampung pada dateng ke Masjid, si Kacong kena semprot deh, dasar bocah sinting."
" Kamu yang sinting."
" Lohh, kok malah aku yang sinting, yang adzan ngacok kan si Kacong mbah bukan saya."
" Kenapa pas Kacong adzan jam 2 siang kalian malah berbondong-bondong ke masjid, giliran si Kacong adzan zhuhur, ashar, maghrib, isya' dan subuh kalian ngumpet nggak kelihatan batang hidungnya! Siapa yang lebih sinting Bar, si Kacong apa kalian..?"
" Yaa...anu mbah (garuk-garuk kepala)"
" Anu siapa,, banyak orang di masyarakat kita yang jauh lebih fokus pada sesuatu yang keliru, mereka asik membicarakan aib seseorang, mereka sibuk memikirkan dan membahas hal-hal yang negatif yang ada di sekitarnya. Mereka lupa untuk berbuat yang baik, mereka malah alergi jika melihat atau mendengar segala hal yang positif dan membangun."
" Hening (Bardan mengelap keringat)
" Bar, Kacong mungkin khilaf, abis zhuhur dia tidur, bangun-bangun langsung adzan, di kiranya udah masuk ashar,, maafkanlah dia."
" Iya mbah, saya yang salah, sudah marah dan maki-maki si Kacong."
" Semua pernah salah Bar, sudah-sudah ayo kita sholat jamaah."
@MuhammadonaSetiawan
Langganan:
Postingan (Atom)