Sabtu, 18 Juli 2015
Esai - "Satu jam setengah"
" Satu jam setengah"
Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
Pernyataan di atas merupakan terjemahan dari surat Al-Hajj ayat 47. Yang mana di bagian akhir ayat tersebut di sebutkan bahwa; Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang di maksud sehari disisi Tuhanmu adalah kehidupan di akhirat nanti. Sedangkan menurut perhitunganmu berarti menurut perhitungan kita hidup di dunia sekarang ini. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah jika waktu sehari di akhirat itu seperti/ sama dengan seribu tahun waktu di dunia, maka seberapa lama kita hidup di alam dunia??
Ternyata kehidupan kita di dunia ini tidak ada artinya sama sekali jika di bandingkan dengan kehidupan akhirat kelak. Dengan kata lain waktu hidup di alam dunia ini amatlah singkat, fana dan hanya sekejap mata. Dunia ini memang "panggung penipu", menipu siapa saja yang bisa di tipu. Agar kita semua tidak tertipu oleh tipuan dunia, maka kita mesti belajar lebih bijak lagi dalam menelaah dan memaknai waktu hidup kita di dunia ini.
Mari kita sama-sama perhatikan analisa sederhana di bawah ini;
1 hari akhirat = 1000 tahun waktu dunia ( Al Hajj 47) atau
24 jam akhirat = 1000 tahun dunia
3 jam akhirat = 125 tahun dunia
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun dunia
Dengan melihat keterangan di atas, maka kita bisa menarik kesimpulan. Apabila umur manusia akhir zaman seperti kita ini rata-rata hanya berkisar antara 60-70 tahun saja, maka durasi umur kita di dunia ini jika di lihat dari "langit" tak kurang dari 2 jam atau sekitar 1 jam setengah saja. Ya, persis hanya 1 jam setengah. Pantas Allah SWT senantiasa mengingatkan kita akan pentingnya "waktu" (lihat surat Al-Asr). Perlu di catat dan di ingat, jika seorang manusia pilihan sekelas nabi Muhammad SAW saja hanya di beri jatah umur selama 63 tahun hidup di dunia, maka jika di antara kita ada yang di beri umur lebih dari kanjeng nabi, bersyukurlah dan anggap saja itu sebagai "extra time" dari sang "wasit". Sudah selayaknya waktu tambahan tersebut harus di pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak amalan-amalan kebajikan.
"1 jam setengah" adalah waktu kita untuk memilih, memilih untuk beriman atau kafir. Jika kau beriman itu lebih baik namun jika kamu kafir, maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun (lihat An-Nisa 170). Jadi semua kembali kepada diri kita masing-masing, mau pilih bahagia atau sengsara, mau jadi golongan kanan atau kiri, pilih beruntung atau merugi, dan pilih selamat atau di azab. Semua ada di tangan kita, dan kembali pada pilihan diri kita sendiri.
Hanya "1 jam setengah" saja kita di suruh Allah SWT untuk bersabar. Bersabar dalam menjalani setiap episode hidup di dunia ini. Sabar dalam menghadapi cobaan dan godaan hidup serta sabar dari segala macam ujian kekurangan/ kemiskinan. Dan sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang di cukupkan pahala mereka tanpa batas (lihat Az-Zumar 10). Jadi tidaklah lama kita di suruh untuk bersabar hidup di dunia ini melainkan sebentar saja.
Bukankah waktu "1 jam setengah" itu cepat sekali. Bisa apa kita dalam tempo yang sesingkat itu. Jatah tidur kita sehari-hari saja sekitar 6-7 jam. Lalu bagaimana mungkin kita tenang-tenang saja menjalani waktu yang singkat itu. "1 jam setengah" di dunia ini sangatlah berharga untuk kita, waktu tersebutlah yang akan menentukan nasib hidup kita selanjutnya. Akan memperoleh nikmat selamanya atau siksa yang tak ada ujungnya.
Wallahu'alam bisshowab
Sragen, 17 Juni 2015
@MuhammadonaSetiawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar