Rabu, 05 Agustus 2015

Puisi - "Dan adalah kami"


" Dan adalah kami "


Dan adalah kami yang abai
Abai dengan kematian
Dan adalah kami yang lalai
Lalai tentang pembalasan

Lebih ceroboh dari keledai
Terperosok di lubang menganga
Jika sudah menjadi bangkai
Tinggal penyesalan tiada guna

Dan adalah kami yang bodoh tak kunjung pandai
Belajar pelajaran daripadaNya
Dan adalah kami yang senonoh dalam perangai
Berharap ampun ampunanNya
Dan adalah kami yang merindukan damai
Semoga sampai di telaga wangiNya



Karya
@MuhammadonaSetiawan

Selasa, 04 Agustus 2015

Puisi - "Ini kejujuran"


" Ini kejujuran "


Nun jauh di mata
Di seberang pulau sana
Manisnya mengelus jiwa
Siapakah sang pemiliknya..?

Hanya sebatas ku pandangi
Seraya kagum dan memuji
Apakah ia benar adanya
Atau ku tlah terbuai maya

Pada anggunmu, aku luruh
Oleh senyummu, aku luluh
Ini kejujuran, jujur menafsirkanmu
Ini kesungguhan, sungguh mengagumimu



Karya
@MuhammadonaSetiawan

(Inspired by Elika)

Senin, 03 Agustus 2015

Cerpen - "Virus 507"


" Virus 507 "

Bermula tahun 2000 silam, saat itu umurku menginjak 12 tahun bersamaan aku masuk ke bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Oleh ibuku aku di sekolahkan di sebuah SMP unggulan yang ada di daerah tempat tinggalku yaitu SMP Negeri 1 Gemolong, kab.Sragen. Aku pun merasa bangga dan beruntung bisa di terima di sana (baca; SMP Unggulan), pasalnya di sekolah itulah aku bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih di banding teman seangkatanku yang memilih bersekolah di SMP lain. Di sana pulalah cita-cita dan mimpiku di mulai.

Sebelumnya, mari kita flasback sejenak ke belakang. Dulu menurut ibuku, sejak kecil aku sudah terlihat "lain dari yang lain". Ya, kata ibuku saat masih kecil aku suka sekali mendengarkan lagu di radio dan pita kaset yang di putar di tape recorder. Lalu dengan PDnya menirukan setiap lirik lagu yang mengalun. Masih kata ibuku, aku sangat ekspresif sekali dalam menyanyi menirukan setiap lagu yang terlantun baik dari radio maupun  tape recorder. Dan lebih parahnya lagi, kemanapun aku pergi, aku selalu menenteng radio mini merk SONY, yang di belikan bapakku saat aku berumur 5th dulu. Itulah masa kecilku dulu, masa indah yang penuh suka cita dan setiap jejaknya terekam rapi dalam benak memori ibuku.

Barulah saat aku menginjak Sekolah Dasar/SD aku sudah mulai sedikit paham tentang apa itu lagu/nyanyian. Itu tak lepas karena pengaruh kakak laki-lakiku. Dia (kakakku) saat itu sudah duduk di kelas 3 SMP. Setiap pulang sekolah ia selalu membawa kaset tape band-band dan para musisi tanah air. Mulai dari Koes Ploes, Iwan Fals, Slank, Dewa19 dan lainnya. Dan koleksi kaset kakakku yang paling banyak adalah kaset dari bang Iwan Fals serta kaset dari band asal gang Potlot Slank. Setiap kaset lagu yang di putar kakakku, aku selalu mendengarnya dengan khidmat serta mencatat setiap bait liriknya. Jadi jangan heran jika semua nomor lagu Slank di album Minoritas aku hafal semua. Begitu juga tembang-tembang lawas milik bang Iwan, nyaris aku pun mahfum mendendangkannya. Oemar Bakrie, Tikus-tikus kantor, Bung Hatta adalah beberapa nomor favoritku. Kakak dan ibuku pun sampai heran, kenapa aku bisa menghafal banyak judul lagu dengan mudahnya dan tak butuh waktu lama. Jangankan mereka, aku sendiri pun tak mengerti bagaimana itu bisa ku lakukan.

Jika saat masih SD aku hanya sekedar mendengar lantas menyanyikan lagu-lagu, saat SMP aku mulai belajar lebih tentang musik dan lagu. Di rumahku terdapat gitar akustik/bolong yang di buat oleh kakakku dan teman-temannya. Meskipun "Made in sendiri" namun gitar bolong tersebut cukup bersuara nyaring dan merdu, paling tidak buat kami, kalau yang lain tak tahu. Hahaaa...

Melihat kakakku bermain gitar sambil nyanyi, lama kelamaan aku merasa ingin. Ya, ingin juga aku bisa memainkan gitar sambil bernyanyi. Sepertinya hati terasa damai dan tenang ketika memetik gitar sembari bersenandung. Hal itulah yang menggugah hasratku untuk belajar main gitar.

" Mas, ajari aku main gitar (pintaku kepada kakakku)
" Yo wis main wae (jawab dia santai)
" Ajari kunci-kunci gitar, aku kan ndak mudeng (rengekku kepadanya)
" Bawa sini gitarnya (kakakku menyuruhku)

Sebagai dasar dan awalan, aku di ajari 2 macam kord/kunci gitar oleh kakakku yaitu kord G dan C, tepatnya G dan C mayor. Karena baru sekali, rasanya sakit sekali saat jari-jariku menekan senar-senar gitar. Dan terasa kaku saat mau memindah jari-jari dari kord G ke C. Hari demi hari, seminggu, sebulan terlewati dan aku masih terus belajar menghafal dan melatih jari-jariku memencet kord G dan C di senar gitar. Setelah beberapa bulan, jari jemariku mulai lincah menari-nari di atas dawai gitar.

" Piye Don, kunci G dan C wis iso ? (Tanya kakakku)
" Lumayan mas, Alhamdulillah (jawabku girang)
" Nih, tak ajarin lagu yang kuncinya cuma 2 kord, G dan C.
" Lagu opo mas, kok cuma 2 kord (sambungku).
" Lagune Sela on Sepen (logat jawa), band anyar iki soko Jogja (jelas kakakku)
" Piye lagune mas?

Lagu Sheila yang berjudul "Anugerah terindah yang pernah ku miliki" adalah lagu yang di rekomendasikan oleh kakakku. Lagu ini memang hanya terdiri 2 kord saja yaitu G dan C mayor. Meski simple namun lagu ini tetap easy listening, dan yang paling menarik dari lagu ini adalah intronya yang sederhana tapi ngena yaitu memetik dawai nomor 6 dan 5 pada kord G, serta dawai 5 dan 4 pada kord C secara bergantian. Intro itu khas sekali dan masih membekas hingga kini. Dan mulai saat itu, setiap aku bangun tidur, pulang sekolah sampai mau tidur lagi aku selalu memetik gitar dan menyanyikan lagu Anugerah terindah yang pernah ku miliki. Aku benar-benar jatuh hati pada lagu itu (baca; Anugerah...).

Waktu terus berlalu, dan aku sekarang naik kelas 2 SMP. Di sinilah pengalaman bermusikku bertambah, ketika aku bertemu dengan teman sekelasku yang baru dan punya hobi yang sama yaitu bermusik. Lutfi, Aseng dan Sandy, kita berempat secara "kebetulan" di pertemukan dalam 1 kelas. Setelah kita ngobrol-ngobrol akhirnya muncul kesepakatan di antara kita untuk main musik bareng alias ngeband atau dalam istilah daerah kita menyebutnya "mancal" yang berarti menendang atau juga "nggebuk" artinya memukul. Hehee...

Pertama kali kita latihan di studio, biaya sewanya Rp.8000/jam. Dan kita biasa main 2 jam sekaligus. Setiap pulang sekolah atau pas hari libur, kita tidak pernah absen untuk latihan band. Lagu yang pertama kita coba bawakan tak lain dan tak bukan adalah lagu Anugerah terindah milik Sheila on seven. Lagu yang sudah amat familiar di telingaku.
Selain intro gitar yang simple ternyata ketukan drum di awal lagu ini pun terbilang unik. Tetap sederhana namun begitu ritmis dan dinamis, makin jatuh cinta aku dengan lagu itu. Band kami terdiri 4 personil, dimana Lutfi sebagai drummer, Sandy bassis, Aseng gitaris/vokalis dan aku gitaris/backing vokal. Band kami biasa memainkan lagu-lagu yang bergenre pop seperti lagunya So7, Dewa, Wayang, Gigi dan sebagainya.

Seiring waktu, keberadaan band kami mulai di perhitungkan, tak ayal setiap ada pensi di sekolah maka band kami turut tampil di atas panggung. SALUD, adalah nama band kami, nama yang aku usulkan yang di ambil dari inisial nama kami berempat (Sandy, Aseng, LUtfi dan Dondon), oh ya nama yang terakhir adalah nama panggilanku.

Semakin hari SALUD semakin di kenal, kami pun acapkali di undang untuk perform di acara 17an dari kampung ke kampung, acara Dies Natalis sekolah serta perpisahan siswa/siswi tingkat SMP. Pengalaman bermusik kami pun bertambah seiring jam terbang dan ini membuat kita kudu menambah referensi bermusik serta meningkatkan kualitas musikalitas kami berempat.

Setelah beberapa manggung, Aseng sang gitaris kami mengatakan jika ia merasa ribet jika harus main gitar sambil menyanyi, akhirnya kita berempat berunding dan sepakat untuk menunjukku sebagai vokalis. Posisi yang sangat aku inginkan dan cita-citakan sejak dulu namun aku masih minder dan sungkan untuk mengungkapkan hal itu kepada teman-teman. Dan melalui cara seperti ini mungkin akan terasa lebih baik dan mengenakkan bagi semua.

Masa SMP telah usai, kami berempat akan masuk ke jenjang sekolah menengah atas. Dan tanpa rencana, kita berempat pun memilih sekolah SMA yang sama sehingga kami masih bisa terus ngeband bareng. Di masa SMA, SALUD semakin Pede mengibarkan bendera eksistensinya. Tak cuma manggung di acara pensi dan 17an saja, kami pun mulai berani tampil di luar mengikuti berbagai ajang festival band, baik tingkat kecamatan, kota maupun provinsi. Dan kami juga masih setia mengusung genre pop alternatif ala SALUD sendiri. Berbagai penghargaan pun kami raih, dan yang paling bergengsi adalah kami pernah menyabet juara 3 festival band tingkat kota pada tahun 2004 silam. Hasil tersebut sangat membanggakan kami para awak band pasalnya dari puluhan band yang ikut serta, rata-rata para personilnya sudah bukan usia sekolah lagi, kebanyakan dari mereka sudah kuliah atau kerja dan mungkin cuma kami band yang ikut tampil yang masih berseragam abu-abu. (Bangga)

Tak di rasa sudah 6 tahun aku bermain musik/ngeband, sejak kelas 1 SMP sampai sekarang kelas 3 SMA. Musik telah menjadi jiwaku dan sepertinya aku tidak bisa hidup tanpa musik. Hatiku terasa damai ketika memetik dawai-dawai dan aku hepi sekali ketika bernyanyi. Bisa di katakan aku tlah terkena "virus" musik dan salah satu virus itu adalah lagu Anugerah terindah yang pernah ku miliki. Lagu itulah yang "menjerumuskan" aku ke dalam lembah musik. Dan sejak itulah aku suka dengan band yang membawakannya.

Aku beli kaset album perdana Sheila On Seven yang bertajuk sama dengan nama bandnya, yang rilis tahun 1999. Dulu harga 1 kaset hanya Rp.9000,- (No bajakan). Aku dengarkan ke-10 lagunya, aku hafalkan liriknya dan aku cari kord gitarnya. Di album pertama ini selain lagu Anugerah, lagu berjudul DAN juga menjadi favoritku.

Segala hal tentang Sheila selalu  menarik buatku. Sayangnya dulu belum jamannya internet, belum ada facebook, twitter dan medsos yang lain maka media cetak dan elektronik menjadi sumber informasiku untuk mengorek lebih dalam soal sejarah band Sheila.

Tahun 2000 album ke-2 Sheila di luncurkan. Kisah klasik untuk masa depan adalah judul albumnya. Aku pun langsung ke toko kaset untuk membelinya. Di album ini ada satu lagu yang sangat menyentuh sekali liriknya, judulnya Lihat,dengar,rasakan ciptaan mas Adam Subarkah. Lagu ini malah menjadi favoritku ketimbang hits single; Bila kau tak di sampingku.

Tahun 2002, Duta cs kembali menelurkan album ke-3 dengan tajuk; O7 Des, berisikan 14 lagu. Album ini semakin mengibarkan nama besar So7 di blantika musik Indonesia. Konon, album ini di beri judul 07 Des karena untuk memberi penghormatan dan mengenang para fans yang menjadi korban jiwa saat konser Sheila di gelar di Banjarmasin pada tanggal 07 Desember 2001 lalu. Di album ini, ada satu lagu dimana sang gitaris Sakti turut bernyanyi yaitu di lagu Buat aku tersenyum, ini adalah lagu pertama ciptaan Sakti yang masuk ke dalam album Sheila. Mungkin album ke-3 ini menjadi yang spesial buat mas vokalis Duta, pasalnya di video klip "Seberapa pantas" ada artis Ananda Lontoh yang menjadi modelnya. Dan tak berselang lama, Duta terlibat asmara dengan adiknya sang model (baca; Ananda) yaitu Adelia Lontoh. Tak butuh waktu lama, Duta dan Adel pun akhirnya meresmikan pernikahan mereka pada tahun 2003.

Selang 2 tahun, tepatnya tahun 2004 album ke-4 Sheila keluar di pasaran, dengan judul album; Pejantan Tangguh. Dan yang menjadi hits single juga lagu dengan judul yang sama dengan albumnya. Video klip Pejantan Tangguh kocak sekali, dimana Duta berperan sebagai petarung sedangkan ke-4 temannya bertindak sebagai mentor/guru yang melatihnya. Dengan latihan ekstra keras dan melelahkan akhirnya Duta berhasil mengalahkan musuhnya yang berbadan raksasa dan ia pun berhasil mendapatkan gadis pujaannya. Oh to tweet gank....

Di tahun 2005, untuk kali pertama Duta cs menggarap album sountrack sebuah film drama percintaan yaitu 30 hari mencari cinta. Ada 2 lagu baru di album sountrack ini; Melompat lebih tinggi dan Berhenti berharap. Setelah album ini rampung ada kabar mengejutkan yang datang dari band asal Jogja tersebut. Anton sang drummer memutuskan hengkang dari band yang telah membesarkan namanya itu. Baik dari pihak managemen Sheila maupun dari Anton sendiri sepertinya enggan menjelaskan tentang penyebab sang drummer keluar. Seolah-olah mereka sepakat untuk menutup-nutupi perihal polemik yang terjadi di dalam tubuh band.

Di tahun 2005 inilah menjadi masa-masa sulit bagi So7. Di tinggal sang drummer tentu membuat kondisi Sheila tidal stabil. Akhirnya mereka berempat merilis album Very best of So7 dengan materi 1 lagu baru berjudul; Jalan terus, di kombinasi dengan hits mereka terdahulu. Setelah itu mereka juga merilis 1 single baru; Bertahan di sana. Di video klip ini sudah ada drummer baru Sheila yang menggantikan Anton, dia adalah Brian Kresna Putro (ex-Tiket). Dan VC ini merupakan video klip yang terakhir bagi Sakti. Ia juga memutuskan cabut dari band dengan alasan ingin belajar agama islam lebih dalam. Satu masalah lain teratasi namun masalah lain pun muncul. Ya begitulah suka duka dalam sebuah band yang harus mereka alami.

Menjelang kelulusan SMA, aku mulai mengatur rencana. Setelah lulus SMA nanti aku pengen melanjutkan kuliah dan tujuan kuliahku adalah Jogja. Kenapa Jogja, ya karena aku ingin kuliah di sana sekaligus untuk menambah referensi bermusikku. Aku ingin sekali ketemu langsung dengan personil So7, merekalah yang secara tidak langsung telah "meracuni" hidupku dengan musik magicnya. Aku pengen bersua dengan Duta, Eross, Adam, Brian dan ex-Sheila Sakti dan Anton. Jika di izinkan aku ingin belajar langsung dengan mereka tentang cara bermusik dan membuat lagu yang baik.

2006 aku resmi hijrah ke Jogja untuk kuliah disana. Jogja kota yang ramah, dan aku sangat nyaman tinggal disana. Baru beberapa hari tinggal di Jogja, aku sudah mendapatkan info dimana basecamp/kantor managemen Sheila berada. Suatu hari aku bersama temanku Wahyu hendak main ke kantor Sheila. Ternyata  jarak antara tempat kostku dengan kantor So7 tidak jauh. Sesampainya di sana, aku di sambut seorang bapak-bapak, di ketahui nama bapak itu adalah pak Janto. Dia orang yang bantu-bantu di kantor managemen. Oh ya, ternyata rumah mas Eross dengan kantor managemen itu satu atap. Disana aku juga ketemu dengan mama Titin, ibunda mas Eross Chandra dan gadis cilik bertubuh subur dengan rambut poni lurus. Dan kagetnya aku, ternyata adik kecil itu bernama Khaylila (adiknya mas Eross). Tahu kan, ada salah satu lagu So7 yang berjudul Khaylila Song, lagu ini terdapat di album ke-4 Pejantan Tangguh. Setelah bertemu mereka, aku menuju ke kantor di lantai 2. Di atas aku ketemu dengan mas Anton manager Sheila. Ada juga mas Tito, mas Haryo, mas Philos dan mbak Dina. Mereka semua bekerja di managemen So7, aku berkenalan dan bertegur sapa dengan mereka. Di hari pertama aku berkunjung ke kantor, aku tidak ketemu dengan para personil Sheila sebab Duta cs sedang ada tour keluar kota. Meski tak ketemu aku tak kecewa, yang penting aku sudah tahu dimana kantornya.

Di tahun 2006 mereka meluncurkan album ke-5 nya yang bertajuk 507. Dan sekarang tinggal 4 personil saja ; Brian, Eross, Duta, Adam (BEDA). Aku ikuti terus perjalanan album mereka. Di album ke-5 ini ada 3 lagu kesukaanku; Terlalu singkat, Cahaya terang dan Ingin pulang.

Jika ada waktu senggang, aku pun iseng main ke kantor. Mama Titin, dik Lila dan pak Janto sudah hafal sekali dengan muka ndesoku. Dan kunjungan yang kedua inilah baru aku bisa ketemu langsung dan bertatap muka dengan mas Eross Chandra. Awal pertama ketemu masih agak kaku kita namun setelah berkali-kali ngobrol akhirnya cair juga. Aku pun pernah di ajak masuk ke dalam studio milik mas Eross, aku juga di bolehkan untuk menjajal gitar andalannya, gitar telecaster kuning yang bertuliskan I Love My Sephia. Luar biasa rasanya, dulu jaman SMP aku hanya bisa menyanyikan lagunya, tapi sekarang aku bertemu langsung dengan sang penciptanya. Amazing!!!

Ada 1 pesan berharga yang di nasihatkan mas Eross Chandra kepadaku, dia bilang;

" Don, bermusiklah dengan "jujur", kalau kamu jujur maka orang-orang pun akan jujur dalam menerima dan mengapresiasi karyamu. Kalau kamu sedang jatuh cinta ya buatlah lagu tentang perasaan jatuh cinta, kalau kamu lagi sedih ya bikinlah lagu yang sedih. Pokoké, jujurlah dalam karyamu! ( tegas dia)
" Ok mas, terimakasih banyak atas pesannya, semoga ini bisa memotivasi aku dalam bermusik ( jawabku)

Bisa di katakan hampir semua lagu So7 itu adalah curhatnya seorang Eross Chandra yang di kemas apik dalam baris lirik serta di bumbui melodi yang ciamik. Begitulah kejujuran seorang Eross dalam menuangkan perasaannya ke dalam sebuah karya lagu. Hal itu pulalah yang memberiku inspirasi dalam meracik kata dan nada yang kemudian menjadi sebuah karya lagu.

Pada tahun 2007, Eross membuat side project di luar Sheila. Ia menggandeng Brian (drummer), Alam (bass) dan Helmy (vokal) membentuk Jagostu, sebuah band beraliran Rock 'n Roll. Jagostu merupakan "sekoci" liar Eross dalam bermusik di luar musik pop Sheila selama ini. Jagostu mengeluarkan 1 album berisikan 10 lagu. Ampun DJ menjadi single pertama di susul Mau tak mau. Lagu yang kedua ini sekaligus menjadi soundtrack film dokumenter berjudul "Mati bujang tengah malam", dimana Eross menjadi pemeran utamanya dan ia beradu akting dengan aktris Artika Sari Devi.

Jika Eross dan Brian membentuk Jagostu, sang vokalis Duta pun tak mau ketinggalan. Ia juga membuat project band baru bernama Yakuyaya yang artinya Yang kurus yang berkarya. Namun sayang lagu dari band bentukan Duta tersebut tak sepopuler lagu-lagu Sheila atau pun Jagostu.

Di awal tahun 2008 lalu secara tak sengaja aku bertemu dengan mas Sakti (ex-gitaris So7). Kala itu kami sama-sama sholat dhuhur di Masjid daerah Kentungan Jalan Kaliurang. Penampilan Sakti telah berubah total, ia memakai gamis, sorban dan berjenggot lebat namun aku tetap hafal mimik wajahnya. Ba'da sholat aku menghampirinya, akhirnya kami pun ngobrol panjang lebar, aku perkenalkan diri bahwa aku adalah Sheilagank sejak SMP dan mas Sakti terheran-heran saat mendengar kisah bermusikku dulu hingga sekarang ini. Kami saling tukar nomer Hp dan aku di undang untuk datang silaturahmi ke rumahnya di lain waktu.

3 hari setelah bertemu dengan mas Sakti, aku sempatkan untuk datang ke rumahnya. Siang itu aku langsung di sambut olehnya. Di ruang tamu kita ngobrol santai lagi, dan mas Sakti bercerita kepadaku muali awal karir dia bersama Sheila sampai ia memutuskan hengkang dari band yang telah melambungkan namanya tersebut. Walau sekarang mas Sakti "berjenggot lebat" namun ia tetap bermain musik. Hanya saja, lagu-lagu yang ia bawakan lebih religius. Sebagai kenang-kenangan, mas Sakti memberiku sebuah syal tebal hitam dengan motif gambar bintang. Kata dia, syal tersebut adalah benda kesayangannya yang selalu menemani ia ketika rekaman di studio sampai tur keliling Indonesia. Aku haru bercampur salut padanya.

Setiap bulan Mei, So7 selalu memperingati hari jadinya. Di tahun 2008, umur Sheila telah genap 12 tahun dan kali ini acara ulang tahun akan di selenggarakan di panti asuhan di daerah Palagan, Ngaglik, Sleman. Jam 3 sore, aku dan puluhan Sheilagank telah berkumpul di markas. Para personil juga sudah siap, tak lupa mereka juga membawa anak istrinya untuk ikut serta. Itulah pertama kalinya aku turut dan larut dalam acara tasyukuran ulang tahun So7. Jelas ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagiku.

Di tahun 2008 ini, album ke-6 So7 berjudul Menentukan Arah rilis di pasaran. Ada 10 lagu di dalamnya dan ada 1 judul yang menurutku "aku banget", adalah lagu Yang terlewatkan. Sepertinya aku mengalami sekali apa yang di gambarkan dalam lirik tersebut. Sakit tapi terus di kenang. Du du du du du... (nyanyi)

Vakum sekitar 3 tahun, Sheila kemudian meluncurkan album ke-7 nya; Berlayar pada tahun 2011. Lagu Pasti ku bisa menjadi single pertama mereka. Praktis hanya 1 lagu ini yang di buatkan video klip.

Tahun 2012, Brian dkk merilis satu single baru berjudul Hari bersamanya dan pada Desember 2014 kemarin mereka resmi meluncurkan album ke-8. Album yang di beri judul Musim yang baik ini menjadi album terakhir Sheila bersama Sony BMG, label yang telah menaungi mereka selama 15 tahun terakhir ini. Lapang dada menjadi lagu jagoannya dan album ini seolah menjadi sebuah refleksi perjalanan mereka dalam bermusik selama ini. Mereka telah mendapatkan tempat di hati para pecinta musik di Indonesia bahkan Asia. Musim yang baik dan mengesankan telah mereka rasakan dan dapatkan.
Sekali lagi aku ingin ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh keluarga besar So7 yang telah menularkan "virus" musik kepadaku. Mungkin aku tidak terdaftar resmi sebagai member Sheilagank, namun "lahirbatin" aku adalah SG. Dari awal perjalanan mereka hingga sekarang terus aku ikuti, suka duka mereka juga turut aku rasakan. Karya mereka terus tertanam dalam hati, foto bersama mereka, nonton konser mereka dan segala hal tentang Sheila akan menjadi bingkisan luar biasa untukku dan seluruh pendengar setianya, semoga. Terakhir, aku ingin minta maaf yang sebesarnya apabila ada kekurangan/kesalahan dalam tulisan ini dan maaf juga bila ada yang kurang berkenan. Tulisan ini hanyalah secuil kisah yang pernah ku alami dan ingin ku bagi kepada yang sudi membacanya.

Terimakasih

Salam jalan teruusss gank!!


Wassalam

@MuhammadonaSetiawan (dondon)




Minggu, 02 Agustus 2015

Puisi - "Ohh"

" Ohh "



Apakah rindu harus di awali dengan cinta?
Begitu mudah aku merindu
Namun tak demikian dengan cintaku


Rindu hadir mengalir
Tanpa pernah pikir-pikir
Ia datang semaunya
Mana mungkin menghindarinya


Ohh rindu, terbanglah...
Sekehendak hasratmu, menujulah!
Akan luka bila kau terendap
Jiwa melega saat tepat menghinggap






Karya

@MuhammadonaSetiawan

Rabu, 22 Juli 2015

Cerpen - "Selamat Boy"


" Selamat boy "


Kemarin, salah satu teman baikku telah resmi menanggalkan status lajangnya. Tepat pukul 9 malam waktu Indonesia barat ia sukses mengucap kalimat ijab kabul di depan sang penghulu. Kini ia telah sah menyandang gelar suami. Senang bercampur "sedih" menyergap perasaanku kala menyaksikan peristiwa sakral nan mengharukan malam itu.

Senang, tentu aku merasa senang melihat sahabatku melangkah ke pelaminan, namun tak di pungkiri terselip rasa sedih dalam benakku. Ya, aku sedih karena pasti kita tidak akan bisa sebebas dulu, mungkin kita akan jarang bertemu, jarang makan bareng, dolan/nongkrong bareng lagi karena ia sekarang telah berkeluarga, ia punya tanggung jawab lebih di dalamnya. Jauh di lubuk hati, aku juga merasa "iri", hati ini terus saja bertanya-tanya kapan aku menemukan cinta yang bisa menemani hari-hari hidupku. Aku sangat "iri" ingin secepatnya mengikuti jejaknya. Namun aku pun sadar, bahwa semua ini adalah bagian dari takdirNya. Pepatah lama juga selalu bilang; jodoh, rezeki, maut semua ada di tanganNya. Dan yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah berusaha mengetuk pintuNya, agar tanganNya berkenan menunjukkan arah kepadaku, di mana "cinta" itu bisa ku temukan.

Duhh, kok malah curcol ya, maaf-maaf. Kita kembali ke topik awal. Joko adalah nama sobatku yang kemarin menikah. Nama lengkapnya Joko Hengky Prasetyo, nama yang cukup canggih secara dia lahir di tahun 1987 lalu. Dan aku lebih nyaman memanggilnya Joko, meskipun yang bersangkutan kurang berkenan dengan sebutan itu. Namun aku tak peduli, menurutku panggilan Joko lebih pas dengan muka dan perawakannya. Hahaa......

Sebenarnya, aku dan Joko baru akrab dan dekat sekitar 4 tahun terakhir ini. Hal itu berawal ketika aku hijrah ke ibukota. Sejak lulus SMA, Joko telah "minggat" lebih dulu ke Bekasi, sebab saudaranya banyak yang bertempat tinggal di sana (baca; Bekasi). Sedangkan aku baru tahun 2010 lalu memutuskan untuk mengadu nasib di Jakarta.

Ada yang aneh perihal hubungan pertemananku dengan si Joko. Aku dan dia dulu satu SMP dan SMA, tapi anehnya kita tidak pernah sekalipun tergabung dalam 1 kelas yang sama walhasil kita tidaklah berteman akrab atau bisa di bilang biasa-biasa saja. Terlebih lagi aku dan dia juga beda "aliran", dia ke barat aku ke timur, dia ngalor aku malah ngidul. Jadi selama masa sekolah, baik di SMP sampai SMA kita jarang sekali ngobrol bareng bahkan tidak pernah sama sekali. Lebih parahnya lagi, dulu aku pun sempat mengecap "miring" padanya. Hal tersebut di karenakan Joko adalah murid yang berlabel "preman" sekolah. Segala "kejahatan" di sekolah khatam ia lakukan, mulai dari mbolos, pakai sepatu selain hitam, berkelahi, merokok, nggak pakai helm dan lain sebagainya. Tak heran jika ia akrab sekali keluar masuk ruang BP. Belum lagi kalau di luar jam sekolah, hobinya adalah taruhan, nongkrong nggak jelas dan mabok berjamaah dengan gank sealirannya. Hal itu pulalah yang semakin membuatku merasa tidak sreg bergaul dengan dirinya.

Namun keadaan menjadi berubah 180 derajat, ketika kita berjumpa di Bekasi. Saat itu aku mendapat pekerjaan di daerah kota Bekasi. Dan menurut kabar yang ku dengar, Joko juga tinggal di Bekasi. Pada suatu hari kita janjian untuk ketemuan. Jujur, saat awal ada niatan untuk ketemu dengan dia, ada perasaan canggung dalam hatiku. Aku masih terbawa suasana zaman sekolah dulu, dalam otakku menerawang apakah Joko masih seperti dulu, masih sok preman dan beda aliran denganku. Ahh, ku tepis semua pikiran negatifku itu, sampai akhirnya kita berdua bertemu dan bertatap muka. Yang ada dalam pikiranku ketika bertemu lagi dengan Joko adalah, dia sangat jauh berbeda. Itu terlihat dari cara dia ngomong serta penampilan dia yang tampak lebih rapi dan dewasa. Jauh sekali dengan gaya slengekan dia jaman mbeling dahulu.

Singkat kata, kita pun mendadak akrab, akrab sekali. Mungkin kita ngerasa sama-sama hidup di perantauan, jauh dari rumah dan keluarga. Ternyata setelah kita saling kenal satu sama lain, kita menjelma menjadi sahabat setia dalam suka atau pun duka. Kita sering menghabiskan waktu bersama, kalau dia tidak ke kostku maka aku yang main ke tempatnya. Joko yang dulu urakan dan aku cap "miring" kini menjadi teman senasib dan seperjuanganku. Kita tiap hari guyon bareng, baik langsung maupun via sosial media. Nggedebus ngalor-ngidul dari hal yang serius sampai yang nggak penting sama sekali.
Ia pun kerap membantuku, bahkan aku sampai tak bisa menghitung kebaikan dia kepadaku selama di Bekasi hingga hari ini. Dia ada untuk menolongku setiap aku kekurangan atau kesulitan. Dia tulus membantuku tanpa pamrih dan nggak pakai itung-itungan, itulah yang selama ini aku rasakan dan semoga perasaanku itu benar sehingga seluruh kebaikan dia akan menjadi amalan. Tak jarang, kadang kita juga berselisih paham dalam menyikapi sesuatu namun semua itu tujuannya cuma satu yaitu untuk kebaikan kita bersama.

Kini aku merasa menyesal, nyesel karena dulu aku menaruh citra negatif kepada dia(Joko). Aku hanya fokus melihat casingnya saja tanpa terlebih dulu menyelami karakter di dalamnya. Dan kini aku bersyukur sekali punya sohib seperti dia. Memang, di dunia ini tidak ada yang kebetulan, hanya istilah kita saja menyebutnya sebuah "kebetulan". Dan Allah telah mempertemukan kita dalam moment yang tepat dan menjadikan kita teman, kawan, dan sahabat. Jangan pernah menjudge orang lain sebelum kita benar-benar tahu luar dalamnya. Aku yang dulu "benci" dengan tingkah polahnya Joko, kini aku merasa beruntung punya sahabat sepertinya.

Akhir kata ku ucapkan selamat sobat, mohon maaf atas segala khilaf dan terimakasih atas semua kasih. Selamat menempuh kisah hidupmu yang baru boy, aku hanya bisa mentransfer doa semoga pernikahanmu langgeng bahagia dan menjadi keluarga yang SaqinahMawwadahRahmah.
Amin, aamiin Ya Rabbal'alamin.


Nb; Tulisan ini berdasarkan kisah nyata, tanpa ada rekayasa apalagi guna-guna.



Wassalam


Miri, 22 Juli 2015
@MuhammadonaSetiawan


Sabtu, 18 Juli 2015

Esai - "Satu jam setengah"


" Satu jam setengah"


Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
Pernyataan di atas merupakan terjemahan dari surat Al-Hajj ayat 47. Yang mana di bagian akhir ayat tersebut di sebutkan bahwa; Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang di maksud sehari disisi Tuhanmu adalah kehidupan di akhirat nanti. Sedangkan menurut perhitunganmu berarti menurut perhitungan kita hidup di dunia sekarang ini. Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah jika waktu sehari di akhirat itu seperti/ sama dengan seribu tahun waktu di dunia, maka seberapa lama kita hidup di alam dunia??
Ternyata kehidupan kita di dunia ini tidak ada artinya sama sekali jika di bandingkan dengan kehidupan akhirat kelak. Dengan kata lain waktu hidup di alam dunia ini amatlah singkat, fana dan hanya sekejap mata. Dunia ini memang "panggung penipu", menipu siapa saja yang bisa di tipu. Agar kita semua tidak tertipu oleh tipuan dunia, maka kita mesti belajar lebih bijak lagi dalam menelaah dan memaknai waktu hidup kita di dunia ini.
Mari kita sama-sama perhatikan analisa sederhana di bawah ini;

1 hari akhirat = 1000 tahun waktu dunia ( Al Hajj 47) atau
24 jam akhirat = 1000 tahun dunia
3 jam akhirat = 125 tahun dunia
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun dunia

Dengan melihat keterangan di atas, maka kita bisa menarik kesimpulan. Apabila umur manusia akhir zaman seperti kita ini rata-rata hanya berkisar antara 60-70 tahun saja, maka durasi umur kita di dunia ini jika di lihat dari "langit" tak kurang dari 2 jam atau sekitar 1 jam setengah saja. Ya, persis hanya 1 jam setengah. Pantas Allah SWT senantiasa mengingatkan kita akan pentingnya "waktu" (lihat surat Al-Asr). Perlu di catat dan di ingat, jika seorang manusia pilihan sekelas nabi Muhammad SAW saja hanya di beri jatah umur selama 63 tahun hidup di dunia, maka jika di antara kita ada yang di beri umur lebih dari kanjeng nabi, bersyukurlah dan anggap saja itu sebagai "extra time" dari sang "wasit". Sudah selayaknya waktu tambahan tersebut harus di pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak amalan-amalan kebajikan.

"1 jam setengah" adalah waktu kita untuk memilih, memilih untuk beriman atau kafir. Jika kau beriman itu lebih baik namun jika kamu kafir, maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun (lihat An-Nisa 170). Jadi semua kembali kepada diri kita masing-masing, mau pilih bahagia atau sengsara, mau jadi golongan kanan atau kiri, pilih beruntung atau merugi, dan pilih selamat atau di azab. Semua ada di tangan kita, dan kembali pada pilihan diri kita sendiri.

Hanya "1 jam setengah" saja kita di suruh Allah SWT untuk bersabar. Bersabar dalam menjalani setiap episode hidup di dunia ini. Sabar dalam menghadapi cobaan dan godaan hidup serta sabar dari segala macam ujian kekurangan/ kemiskinan. Dan sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang di cukupkan pahala mereka tanpa batas (lihat Az-Zumar 10). Jadi tidaklah lama kita di suruh untuk bersabar hidup di dunia ini melainkan sebentar saja.

Bukankah waktu "1 jam setengah" itu cepat sekali. Bisa apa kita dalam tempo yang sesingkat itu. Jatah tidur kita sehari-hari saja sekitar 6-7 jam. Lalu bagaimana mungkin kita tenang-tenang saja menjalani waktu yang singkat itu. "1 jam setengah" di dunia ini sangatlah berharga untuk kita, waktu tersebutlah yang akan menentukan nasib hidup kita selanjutnya. Akan memperoleh nikmat selamanya atau siksa yang tak ada ujungnya.

Wallahu'alam bisshowab




Sragen, 17 Juni 2015

@MuhammadonaSetiawan






Kamis, 02 Juli 2015

Esai - "Mengajak bukan mengejek"


" Mengajak bukan mengejek "



Dakwah itu bisa berhasil pada dasarnya dikarenakan oleh dua faktor. Yang pertama, adanya niat yang tulus. Hal tersebut persis seperti yang di lakukan oleh baginda nabi Muhammmad  SAW yang begitu tulus mencintai umatnya. Dalam berdakwah, beliau mengajak umatnya untuk masuk islam dengan cara yang lembut dan santun. Sehingga tidak ada paksaan, tidak ada intimidasi ketika umat bersedia untuk bersyahadat masuk islam. Begitu pun dengan apa yang di lakukan oleh para Walisongo kepada negeri ini. Mereka (para wali) sangat menyayangi bangsa ini, sehingga nusantara dirayu-rayu dengan penuh kelembutan dan kemesraan agar mau masuk agama Islam. Bila ada kalangan yang menolak, tetap saja disayangi, dan di hormati.

Sekalipun orang-orang tersebut enggan masuk Islam, tapi bila di antara mereka ada yang sedang sakit, ia tetap dijenguk, di bawakan obat dan di doakan. Kalau orang tersebut sedang membangun rumah, maka Walisongo pun mengerahkan para santrinya untuk membantu menyumbang tenaga. Dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan para wali Allah dalam hidup bermasyarakat. Bahkan, kepada pihak-pihak yang tidak hanya menolak agama Islam, tapi juga menghina sekalipun, Walisongo tetap bersikap ramah.

Yang kedua, karena satu kata satu perbuatan. Walisongo membawa ajaran agama Islam ke nusantara, tentu kesembilan alim ulama tersebut harus menjadi pihak pertama yang mempraktekkan.

Agama Islam adalah agama anugerah untuk umat manusia, maka para wali tersebut selalu berusaha praktek menjadi anugerah bagi umat manusia di lingkungan sekitarnya.

Semuanya dimanusiakan, tidak ada yang di bedakan karena Walisongo mempraktekkan INTI dari ajaran agama Islam yaitu; rahmatan lil ‘alamin bukan rahmatan lil muslimin.
Maka perlu di garis bawahi, jika konteksnya lil 'alamin berarti merahmati semuanya tanpa ada kecuali. Dan hal itulah yang senantiasa di amalkan baik oleh kanjeng nabi maupun para wali.
Jadi keberhasilan dakwah islam yang di emban oleh para utusan Allah di dasari atas 2 hal, yaitu niat yang tulus dan satu kata satu perbuatan dalam mengamalkan konsep rahmatan lil 'alamin. Bahwa agama islam adalah anugerah bukan musibah, dakwah islam pun di lakukan dengan cara mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, mengiring bukan menggiring serta menggandeng bukan menempeleng.




Sragen, 12 Juli 2015

@MuhammadonaSetiawan