Senin, 09 November 2015
Esai - "Menyempurnakan Keikhlasan"
" Menyempurnakan Keikhlasan "
Ada seorang Kakek berjalan di tengah pasar dengan membawa koper berukuran cukup besar dan sedikit kumal. Ia berjalan pelan dan sangat hati-hati sebab tanah di area pasar licin usai di guyur hujan semalaman.
Sang kakek memakai baju batik sederhana, celana panjang hitam dan sepatu kulit hitam pula. Dan saking licinnya tanah atau dasar ketiban sial, sang kakek terpeleset dan tas kopernya pun jatuh, terbuka, dan isinya terhambur keluar.
Isi koper kumal itu ternyata beratus-ratus lembaran uang lima ribuan.
Tanpa sadar orang-orang yang lalu lalang di pasar dan para pedagang di sekitar situ langsung menyerbu dan memunguti lembaran-lembaran uang yang berhamburan itu.
Si kakek setengah teriak-teriak dan mengaduh.
Kemudian ia menangis sejadinya dan menutupi mukanya. “Uang saya di ambil orang! Uang saya di kroyok orang...”, sambatnya.
Tidak ada orang yang memperhatikan dan mempedulikannya, sampai akhirnya tak ada orang tahu kemana sang Kakek menghilang.
Ternyata sang Kakek sengaja. Ia ingin beramal, tapi jangan sampai ketahuan kalau beramal. Ia 'etok-etok' menangis dan eman uangnya hilang, agar tak seorang pun menyangka bahwa sebenarnya ia sengaja melakukan itu. Ia ingin menyempurnakan keikhlasannya.
Sang kakek yang saya ceritakan ini sangat tinggi derajatnya di mata Allah dan beda jauh dengan saya, jauh sekali.
Level saya masih pada strata 'sinau' keikhlasan, berusaha selalu memberi 'sesuatu' yang baik. Celakanya, memberi/ membagi 'sesuatu' itu tidak mungkin dengan menyembunyikannya, melainkan justru harus memperlihatkannya.
Maka maafkanlah saya.., maklumi saya..,, doa yang 'pantas' saya panjatkan adalah; Ya Allah, Ya Ghaffaar.., nilailah apa saja yang saya lakukan ini sebagai riya’ dan sombong, sehingga Engkau membatalkan ganjaranMu atasku. Karena dengan tiadanya tabungan pahala itu insyaAlloh saya menjadi lebih bersemangat untuk tetap terus mencoba menabung pahala, kebaikan dan kemuliaan.."
@MuhammadonaSetiawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar