Minggu, 01 November 2015
Esai - " Pada Akhirnya "
" Pada Akhirnya "
Sekarang ini banyak terjadi di masyarakat kita, baik di kehidupan nyata maupun maya (media sosial), orang gemar sekali mencaci maki orang lain, menuduh golongan lain sesat, kafir, dan mesti di hanguskan dari muka bumi. Padahal manusia tidak punya hak menghakimi dan mengadili sesama manusia. Tidak ada garansi apapun, bagi si penuduh atau tertuduh apakah ia sesat apa tidak, kafir atau tidak. Yang ada hanya upaya berikut doa untuk sama-sama menjauh dari kesesatan, bersama menuju kelurusan.
Tahukah kenapa damai-sejahtera minggat dari bumi kita?
Sadarkah mengapa kegelapan yang kini justru menyelubungi negeri kita?
Simpel saja: karena kita bangsa yang ciut, kita adalah bangsa yang kecut akan perbedaan!
Perkataanku ini mungkin tak enak terdengar oleh sebagian kecil orang, sebagian besar atau bahkan keseluruhan.
Tapi maaf dengan segala hormat, tetap akan aku tuturkan;
Kita akui perbedaan hanya sebatas tontonan saja,
Berbeda mata menyandra kita
Berbeda warna membelah kita
Berbeda rambut mencerabut kita
Berbeda pendapat menyayat kita
Berbeda agama membuat kita porak poranda
Dan sampai berbeda kelamin pun meresahkan kita!
Kita berdebat kusir pada sesuatu yang murah, remah-remah, bau sampah!
Kita bersitegang untuk hal-hal yang sepele, bertele-tele, cece-reye
Kita enggan menyelam di kedalaman!
Kawan, aku tak takut berbeda, tidak benci perbedaan!
Aku tak takut dengan berbedanya kalian dari aku, karena sebagianku adalah kalian, sebagian kalian adalah aku.
Mari kita hadirkan kegembiraan dalam keberagaman.
Kita lebur warna, budaya, bangsa, impian, pemikiran, dan keyakinan agar tiada lagi yang kasat mata di antara kita, kecuali manusia!
Pada akhirnya hanya satu yang akan dikenang dan abadi di hati, yaitu kontribusi nyata kita untuk ilmu dan umat; bukan caci-maki, fitnah, benci, kafir-mengkafirkan, bid'ah -membid'ahkan dan perselingkuhan dengan penguasa untuk membungkam mereka yang berbeda. Jangan mengaku manusia jika masih menyakiti manusia. Jangan ngaku beragama jika masih mengutuk agama yang lainnya. Kita semua akan dihakimi oleh sejarah peradaban umat sebelum kelak akan benar-benar berhadapan dengan Sang Maha Hakim sebenarnya.
Teruslah berkarya, mencintai dan mengabdi pada ilmu dan umat raya!
@MuhammadonaSetiawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
joss bro...obrolan semalam ki
BalasHapus