Minggu, 30 Agustus 2015

Puisi - "Tembikar Usang"

"Tembikar Usang"


Betapa naifnya rasaku, ingin selalu merasa benar di mata mereka sedangkan kebenaran Ayat-Ayat-Mu saja sering di ingkari.
Betapa piciknya keinginanku, selalu ingin di hargai mereka sedangkan sumber Nikmat-Mu acap di abaikan.
Betapa kurangajarnya aku, ingin selalu di anggap baik di depan mereka sedangkan Asmaul HusnaMu kerap di lupakan.

Para UtusanMu yang baik dan maqsum sering di jahati
Muhammad kekasihMu di lempar kotoran, batu, di ludahi di caci maki
IbrahimMu di dera bara api
YusufMu di jebak di penjarakan
YunusMu nyaris meregang nyawa di tengah luas samudera

Maka aku lebih layak di sakiti
Maka aku lebih pantas di zhalimi
Maka aku lebih patut di aniaya
Karena aku bukan nabi, bukan orang suci
Mendekatipun tidak sama sekali

Yaa Ghafuur Ya Rahim
Engkau Maha Perkasa dan aku tak berdaya
Engkau Maha Mulia dan aku tak berharga
Engkau Maha Megah dan aku lusuh selusuh-lusuhnya
Engkaulah raja di atas raja dan aku jelata

Aku tak ubahnya tembikar usang
Kering terasing lapuk merapuh
Berlumur bercak dan debu tebal
Di sisa waktu yang sekejap ini
Ku mohon basuhan ampunanMu
Ku harap cahaya petunjukMu
Tunjukilah kami menuju jalan lurusMu



Karya
@MuhammadonaSetiawan

Esai - "Setengah Syahadat"

" Setengah Syahadat "


Saya adalah seorang muslim. Tuhan saya adalah Allah SWT yang Esa. Junjungan sekaligus idola saya adalah baginda Nabi Muhammad SAW. Namun mohon maaf dengan sangat, saya bukanlah orang NU, bukan Muhammadiyah, bukan MTA, LDII, Jahulah, Jamaah Tabligh dan juga bukan termasuk golongan/aliran yang lainnya. Saya hanya bersaksi dan mengimani Allah dan rasulNya saja. Namun sungguh saya sangat mencintai dan menghormati saudara-saudaraku semua, apapun golongannya, apapun latar belakangnya. Entah dia NU, Muhammadiyah atau apapun "merk" nya saya tidak peduli. Bagi saya mereka adalah sama dan saudara, dan saya berusaha untuk mencintai mereka semua.

Demikian pula kepada teman/saudara yang tidak seagama, saya pun mencintai mereka tanpa membedakan. Baik dia pemeluk agama kristen, hindu, budha atau konghucu, saya tulus mencintainya. Bahkan orang yang tidak beragama sekalipun atau orang bilang "abangan", saya juga akan mencintainya. Lohh kok begitu, apa nggak salah tuh! Masak orang nggak punya agama di cintai, kan dia nggak percaya kalau tuhan itu ada, jadi orang model kayak begini nggak pantes untuk di cintai.

Orang abangan atau orang yang tidak beragama dan tidak mengakui tuhan itu ada, sebenarnya dia sudah melaksanakan setengah dari syahadat. Kok bisa, maksudnya bagaimana? Begini; bunyi kalimat syahadat pertama adalah "Asyhadu alla ilaha illalah" yang artinya aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jika ada orang yang menganggap tuhan itu tidak ada maka orang tersebut telah mengucap; "Asyhadu alla ilaha" yang artinya aku bersaksi bahwa tiada tuhan. Bukankah ungkapan tersebut merupakan setengah dari kalimat syahadat?? Lalu bagaimana mungkin saya tidak mencintainya, karena orang yang menganggap tuhan itu tidak ada, secara tidak langsung mereka pun telah "setengah" bersyahadat.

Jadi tolong jangan membencinya, jangan memusuhinya, apalagi menuduh sesat mereka. Kalau mereka di benci, di musuhi justru mereka akan "lari" menjauh dari syahadat. Tugas kita hanyalah satu, mengajak mereka dengan penuh cinta dan kelembutan, tanpa paksa dan dakwa agar mereka mau dan sedia "melanjutkan" kalimat syahadatnya, menjadi "Asyhadu alla ilaha illalah wa Asyhadu anna Muhammadarasullullah". Dengan begitu mereka InsyaAllah akan "komplit" bersyahadat. Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul utusan Allah. Cintailah mereka, rangkullah mereka semua tanpa memandang siapa dia, apa agama dan golongannya. Islam adalah kata kerja, bukan kata benda yang kaku, ia "luwes" bisa masuk dan menyentuh pada ruang apa saja.


Oleh
@MuhammadonaSetiawan

Jumat, 28 Agustus 2015

Esai- "Filosofi Sepakbola"

" Filosofi Sepakbola "


Jika anda mengerti tentang filosofi dalam bermain sepakbola maka anda pun akan mampu menjalani realita hidup di dunia ini dengan peran apapun. Hidup di dunia tak ubahnya sebuah permainan, seperti halnya dalam pertandingan sepakbola, di mana setiap pemain atau tim memiliki tujuan akhir yang sama yaitu mencetak gol demi satu kata, kemenangan! Tentu perlu strategi jitu, latihan keras dan kerjasama semua lapisan tim untuk bisa meraih sebuah kemenangan. Dan tidak boleh berhenti berlari sampai peluit panjang di bunyikan tanda berakhirnya sebuah pertandingan.

Dalam mengolah si kulit bundar, kita tidaklah bermain sendirian. Kita butuh kawan untuk bahu membahu saling bantu untuk memudahkan kita menceploskan bola ke gawang. Di perlukan kerjasama yang apik antar pemain dan posisi dalam sebuah tim kesebelasan jika ingin menjadi pemenang. Dan yang tidak boleh kita lupakan adalah jika ada kawan sudah pasti ada lawan. Untuk memburu sebuah gol memang bukanlah perkara mudah, sebab usaha kita akan di halang-halangi oleh lawan kita yang jumlahnya sama dan punya tujuan yang sama pula. Oleh sebab itu tidak ada cara lain selain mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuan kita guna merengkuh trofi juara di ujung laga.

Dalam kehidupan di dunia nyata, kita juga punya kawan dan lawan. Kawan kita adalah orang-orang yang ada di sekitar kita yang bersedia untuk mendukung dan membantu kita, bisa keluarga, saudara, sahabat atau juga tetangga. Sedangkan yang menjadi lawan kita adalah hawa nafsu dalam diri dan segala hal yang bisa menjatuhkan langkah dan menjerumuskan hidup kita.

Meskipun kita telah berusaha dengan cara yang baik untuk mencetak gol tanpa ada niat untuk mencederai siapapun, namun tak menutup kemungkinan orang lain atau lawan kita lah yang akan berlaku curang untuk menjegal laju kita. Hal ini jika dalam sepakbola di namakan "pelanggaran" dan yang melanggar akan di hadiahi kartu kuning atau peringatan dari sang pengadil lapangan. Jika kemudian masih melakukan pelanggaran lagi maka si pelanggar akan di ganjar dengan kartu kuning kedua yang otomatis menjadi kartu merah itu artinya wasit akan mengusir si pelanggar untuk keluar dari arena pertandingan. Dengan kata lain kartu merah adalah sebuah simbol "dosa besar" yang haram di lakukan dalam sebuah pertandingan sepakbola.

Pun dalam hidup ini, meski kita sudah bersikap baik kepada siapapun, kapanpun dan di manapun, tak jarang pula banyak dari mereka (lawan) yang berupaya untuk melukai bahkan ingin mencelakakan kita. Namun, kita jangan marah dan gegabah, tetaplah menjadi pemain yang baik dan sportif, anda tidak perlu membalas kecurangan atau pelanggaran dari lawan anda, sebab sudah ada "wasit" pengawas pertandingan yang mengawasi semua gerak-gerik kita. Biarlah sang wasit yang akan memberi kartu peringatan kepada si pelanggar atau mereka yang bertindak curang. Kewajiban kita sebagai pemain hanya satu yaitu berjuang keras dan bekerja sama sebaik mungkin dengan tim kita untuk bisa mencetak GOL sebanyak-banyaknya, demi sebuah kemenangan. Dan bila kita terjatuh oleh jegal lawan tak usah bereaksi berlebihan, karena aksi dan reaksi dalam sepakbola adalah tindakan yang sama-sama akan di tegur oleh wasit. Bangkit saja dari jatuhmu, lalu berlari kembali untuk menuntaskan misi merengkuh hasil manis di akhir pertandingan.

Sekali lagi perlu kita sadari, bahwa dalam kehidupan nyata kita sehari-hari pun kita terus di awasi oleh sang pengawas, dialah "wasit" kehidupan yang terus menerus mengamati segala perbuatan kita. Baik buruk tingkah laku kita, semua tak ada yang luput dari pengawasanNya. Terakhir yang harus kita ingat dan catat adalah bahwa kita terlahir di dunia ini untuk menjadi pemenang, maka berjuanglah untuk menjadi sang pemenang. Dan kemenangan yang terbaik bukanlah dalam pertandingan sepakbola, kemenangan yang sejati juga bukan di alam dunia, namun kemenangan yang terbaik dan sejati adalah "kemenangan" di akhir sana.



Oleh
@MuhammadonaSetiawan

Kamis, 27 Agustus 2015

Puisi - "Mudah bagiMu"

" Mudah bagiMu "


Mauku belum tentu mauMu
MauMu pasti jadi mauku
Kehendakku tak selalu sama kehendakMu
KehendakMu pasti sama dengan kehendakku

Sulit bagiku, mudah bagiMu
Berat bagiku, ringan bagiMu
Mustahil bagiku, mungkin bagiMu

Mudah bagiMu memberi atau mencabut
Mudah bagiMu melapangkan atau menyempitkan
Mudah bagiMu memuliakan atau menghinakan

Semoga,
Doa yang tak terdengar yang di dengar
Doa yang tak dikenali di ijabahi
Doa yang tersirat akan terangkat
Doa yang diam-diam lebih di kabulkan



Karya
@MuhammadonaSetiawan

Rabu, 26 Agustus 2015

Esai - "Satu soal"

" Satu soal "


Selama ini adalah salahku sendiri, salah dalam memandang dan menjalani episode hidup ini. Ingin ini, ingin itu, harus gini, harus gitu, dan semua harus sesuai dengan mauku. Aku bukan yang punya hidup, kenapa semua harus sesuai mauku, siapa aku?' Aku hidup karena di hidupkan, bukan karena mauku sendiri, jadi sudah semestinya aku "nurut" kepada yang menghidupkanku.

Dan seiring perjalanan waktu, aku pun mulai tersadar. Serasa ada yang keras "menamparku", mengingatkan siapa hakikatnya aku. Ilmu, pengalaman, orangtua, teman, anugerah, musibah semua itu adalah "guru" yang mengajariku tentang hidup. Ternyata hidup di dunia ini sederhana sekali, iya simple. Namun dirikulah yang membuat rumit sendiri. Aku sok atur-atur jalanku sendiri, sok menentukan kehidupanku sendiri padahal sekali lagi bahwa aku bukan yang punya hidup tapi aku di hidupkan.

Kini semakin ku pahami, hampir 15 tahun aku bertarung dengan waktu, bergelut dengan hidup. Dan aku kalah, tumbang tak berdaya menaklukkannya. Yang seharusnya hal tersebut memang tak perlu ku lakukan. Aku hanya perlu "bersahabat" dengan waktu dan bijak terhadap hidup. Hidup itu simple, sederhana dan sementara. Dalam hidup hanya terdiri 1 soal, ya cukup 1 soal saja yaitu bersyukur. Ya, kita cukup mengerjakan 1 soal itu, simple kan??

Apapun yang ada pada kita harus di syukuri, apapun yang terjadi pada kita pun wajib kita syukuri. Ya, bersyukur saja. Kita di beri mata, tanpa kita meminta mata sebelumnya, kita di beri telinga, tanpa kita memintanya juga. Dengan mata kita bisa melihat warna-warni dunia. Dengan telinga kita bisa mendengar segala macam suara. Dan semua yang ada dalam diri kita ini di beri secara "cuma-cuma" tanpa kita harus meminta dan membayarnya. Andai kita di beri uang oleh teman/orang lain maka sudah sewajarnya kita mengucapkan terimakasih pada orang itu. Apalagi jika kita di beri mata, telinga, tangan, kaki dan sebagainya maka rasa terimakasih kita hendaknya jauh lebih besar kita sampaikan kepada Yang Maha pemberi segalanya.
Kalau pun suatu ketika kita kehilangan sesuatu, misalkan barang A, jangan mengeluh karena kita kehilangan A. Berfikir positif saja, meski kehilangan barang A namun kita masih punya yang lain; barang B,C,D dan seterusnya. Atau misal barang A kita yang hilang tersebut siapa tahu akan di ganti dengan yang lebih baik, bisa A+ mungkin, double A mungkin, why not?.

Jadi hidup ini soal mau bersyukur atau tidak. Jika hidup ini senantiasa di hiasi dengan syukur maka hidup ini akan terasa mudah dan indah. Dan kita akan di tambah berkah melimpah sesuai janji-Nya. Dunia ini memang di desain sementara dengan konten yang sederhana pula yaitu cukup dengan mengerjakan satu soal; bersyukur.



Oleh
@MuhammadonaSetiawan

Selasa, 25 Agustus 2015

Puisi - "Sama-sama"

" Sama-sama "


Pada sebatang tembakau aku bersuara, tak selalu racun di setiap hisap asapnya.

Pada secangkir kopi aku bercerita, tentang pahit yang tak selalu berarti sakit.

Hidup bukan untuk menuduh apalagi "membunuh"
Sama-sama kita mencari yang "paling" benar, paling tidak mendekatinya, dan jangan merasa diri paling benar.



Karya
@Muhammadona

Sabtu, 22 Agustus 2015

Cerpen - "Sayap-sayap sunah"

" Sayap-sayap sunah "


Pada suatu sore di ujung pengkolan mesjid, terjadi obrolan seru antara Encang Sapei (62th) ame si Otong (17th). Begini ceritanye...

Encang ; Eh Tong, darimane lu?, pake sarung di kalungin leher sgale.

Otong ; Dari mesjid cang, pan tadi sholat Ashar nye barengan ame Encang.

Encang ; Masak, kok gue kagak liat.

Otong ; Tadi Encang di shaf depan, nah aye di belakang, ya pantes kalo kagak liat.

Encang ; Ohh..., eh tong, lu keburu kagak?'

Otong ; emang kenape cang?'

Encang ; Nggak, kalo lu nyante, ngopi sini aje dulu.., sambil kita main catur. Pegimane..,

Otong ; Hmmn, boleh-boleh..' (sambil menganggukkan kepala)


" (Encang Sapei dan Otong pada main catur sembari ngopi santai di warkop ujung mesjid) "

Encang ; Ehh tong, gue boleh kagak nanya ame lu...

Otong ; nanya apaan cang??'

Encang ; Lu dah sunat kan??

Otong ; Yaelahh cang, dari jaman SD aye ude di sunat keleus... (agak tersinggung)

Encang ; Hehee.., becanda tong.., jangan sewot gitu ahh.

Otong ; Lagian nanya kayak gitu.

Encang ; Iye, kalo kite ude di sunat,  berarti kite wajib ngerjain sholat.

Otong ; Aye sholat cang, jangan salah!

Encang ; Pecaye gue, tapi sholat lu kagak bolong-bolong pan??

Otong ; Hehee..,, ya kadang-kadang bolong sih cang (nyengir)

Encang ; Kalo ude baliqh, sholat mah hukumnya wajib tong, jangan ampe di tinggalin.

Otong ; Iyee cang, iyeee, aye juga paham. (senyum kecut)

Encang ; Sekarang gue tanya, kalo sholat *juhur  ade brape ra'kaat?"

Otong ; Lahh, begituan di tanyain, anak TK juga tahu cang. 

Encang ; Coba, ada berape?" (mancing)

Otong ; Ade 4 kan, 4 ra'kaat. 

Encang ; Pinter lu tong.., tapi kalo cuman 4 masih kurang tuh...

Otong: Kok bisa kurang.., kurang apenye cang? 

Encang : Iyee, sholat juhur emang 4 ra'kaat, tapi itu masih kurang lengkap, baiknye 8 ra'kaat.

Otong ; (Bengong, garuk-garuk kepala)

Encang ; Lu kenape tong?'

Otong ; (Masih garuk-garuk) Aye nggak ngerti cang, kenape Encang bilang sholat juhur ade 8 ra'kaat, pegimane ceritanye...

Encang ; Begini tong, sholat juhur pan sholat wajib, nah sholat wajib entu seperti burung, die punye sayap namanye sunah, yaitu sholat sunah Qabliyah 2 ra'kaat sebelum juhur ame sholat sunah Bakdiyah 2 ra'kaat abis juhur, jadi totalnye ade 8 rakaat, 2+4+2 = 8.

Otong ; (manggut-manggut)

Encang ; Burung kalo nggak ade sayap bisa terbang kagak??

Otong ; Ya kagaklah.

Encang : Nah begitu perumpamaannye tong, kalo kite sholat juhur cuma 4 ra'kaat, kite kayak seekor burung tapi nggak punye sayap. Kalo kagak punye sayap, gimane burung bisa terbang...

Otong ; (mengernyitkan dahi sambil mikir)

Encang ; Tong.., tong.., lu denger pan ape yang gue bilang barusan, paham kan lu?'

Otong ; Iye cang, baru tahu aye soal sholat sunah, ape tadi...

Encang ; Sholat sunah 2 ra'kaat Qabliyah, itu di kerjain sebelum sholat wajib, sedangkan sholat sunah Bakdiyah di kerjain sesudah sholat wajib, 2 ra'kaat juga.

Otong ; Ohh gitu ya Cang.

Encang ; Maka nye biar kite bisa dapet burung dan sayapnye, kemudian bisa "terbang", ya kite usahain buat ngerjain sholat wajib di tambah ame sunahnye.

Otong ; Iye cang, aye usahain dah mulai sekarang.

Encang ; Siippp (mengacungkan jempol ke arah Otong)
gue jelasin sekalian tong, kalo sholat subuh entu cuma pake sunah Qabliyah 2 ra'kaat sebelum subuh. Ashar juga pake Qabliyah 2 ra'kaat. Maghrib itu cuma pake Bakdiyah doank, sedangkan isya' entu sama kayak juhur, pake Qabliyah dan Bakdiyah.

Otong ; (senyum-senyum) makasih ye cang atas ilmunye...

Encang ; Same-same tong.


"(Obrolan sore itu berkesudahan seiring adzan maghrib di kumandangkan) ".



NOTE ;

*Encang ; pakde
*Juhur ; sholat dhuhur ejaan orang betawi
*Qabliyah ; sholat sunah 2 ra'kaat sebelum sholat wajib
*Bakdiyah ; sholat sunah 2 ra'kaat sesudah sholat wajib.



Oleh
@MuhammadonaSetiawan


Jumat, 21 Agustus 2015

Esai - "Ikhlas"

" Ikhlas "


Ada pertanyaan muncul, kenapa surat ke- 112 Al quranul kariim di namakan surah Al Ikhlas. Surat yang terdiri 4 ayat ini seolah menyimpan "teka-teki" di dalamnya. Tentu kita semua sudah fasih membaca surat pendek ini, tak terkecuali saya. Bahkan mungkin surat tersebut menjadi bacaan favorit kita saat menunaikan sholat sehari-hari. Bacaannya enak, mudah dan ringkas. Ya atau tidak, hanya diri kita sendiri yang mengetahuinya. Dan berikut ini adalah arti terjemahan surat Al Ikhlas.

#Ayat 1 - Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
#2 - Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
#3 - Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
#4 - Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Mari kita sama-sama belajar untuk mengungkap, "teka-teki" apa yang sebenarnya terkandung di dalam surat ini. Jika melihat satu persatu dari terjemahan surat ini, maka kita tidak akan menemukan kata "ikhlas" di situ. Istilah lain dari kata ikhlas pun tidak tercantum di sana. Lalu kenapa surah ini di beri judul demikian, apa maksudnya dan apa tujuannya?'. Alquran adalah "bikinan asli" Allah Azza wa Jalla, Al kitab yang di turunkan Allah untuk menjadi pedoman dan panduan hidup seluruh umat manusia melalui kanjeng Nabi Muhammad SAW. Yang sudah barang tentu apa-apa yang di ciptakan Allah pasti ada maksud dan tujuannya.
Coba kita analisa kembali dengan teliti, pada setiap terjemahan ayat-ayatnya. Dari ke-4 ayat tersebut hanya ada 1 inti yang sejatinya tersirat, yaitu ESA yang berarti satu atau tunggal. Kita sebagai hamba-Nya di suruh untuk mempercayai bahwa Allah itu Maha Esa dan satu-satunya. Tidak dua apalagi tiga, Allah hanya ada satu yaitu Allah itu sendiri. Kemudian, Allah adalah satu-satunya tempat kita untuk menggantungkan segala sesuatu. Salah dan celaka kita jikalau menggantungkan sesuatu selain pada-Nya. Allah juga tidak berkeluarga, Dia tidak memiliki anak dan pasangan, tidak beristri atau bersuami. Dia Maha berdikari dan mandiri. Dia adalah Maha segalanya, segala di atas segala, Maha di atas Maha, tak ada satu pun yang setara dengan-Nya, mustahil ada yang menyamai keMaha-annya.
Sehingga hanya ada satu cara yang bisa kita tempuh, agar kita "sampai" pada ke ESAan Allah SWT, yaitu dengan cara ikhlas. Ikhlas memenuhi hati kita dengan satu nama Allah saja dan ikhlas untuk menyingkirkan seluruh berhala-berhala yang ada di sekitar diri kita.
Sudahkah kita ikhlas untuk itu?'... (Di jawab masing-masing ya...)


Oleh
@MuhammadonaSetiawan

Kamis, 20 Agustus 2015

Puisi - "Mencintai itu menang"

" Mencintai itu menang "


Ajarilah kami menjadi insan yang mencintai, meski di benci, di sakiti bahkan di caci maki

Bimbinglah kami menjadi hamba yang mengasihi, mengulurkan tangan bagi siapa saja, memaafkan setiap lara mendera

Jadikanlah kami manusia yang mengabdi, tanpa undangan, tanpa imbalan apalagi mengharap tepuk tangan

Ketahuilah,
Bahwa mencintai adalah menang,
mengalahkan benci, mengalahkan sakit, mengalahkan sgala caci maki. Menangkanlah hatimu dengan cara mencintai, mengasihi dan mengabdi.


Jogja, 18-08-15
Karya
@MuhammadonaSetiawan

Senin, 17 Agustus 2015

Puisi - "Tetap Indonesia"


" Tetap Indonesia "


70 tahun sudah, Republik ini di nyatakan merdeka
Setiap 17 Agustus tiba, bangsa ini memperingatinya
Upacara di mana-mana, merah-putih di kibarkan, sirine di bunyikan, teks proklamasi di dengungkan;

-Proklamasi-

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan dll
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 – Agustus – 1945
Atas nama bangsa Indonesia
(Soekarno-Hatta)

Beribu terimakasih kami haturkan
Atas jasa-jasa para pahlawan, baik yang tertulis di buku sejarah atau mereka yang di lupakan
Perjuanganmu akan kami lanjutkan bung! Kemerdekaan ini akan kami isi!

Ya, kemerdekaan ini telah kami isi dengan korupsi, tidak di kecamatan, tidak di senayan banyak yang korupsi, atasan dan bawahan sama-sama korupsi, di sana-sini korupsi, suap-menyuap, sogok-menyogok untuk membeli posisi.
Kemerdekaan ini telah kami isi dengan kerusakan, pembalakan hutan, penambangan liar, pembantaian binatang, semua punah, musnah! Demi meraup lembar-lembar rupiah.
Kemerdekaan ini pun telah kami isi dengan pertikaian, bentrok antar warga, berselisih dengan seagama, beda berarti musuh, melawan akan di bunuh. Aduh... aduh... aduh
Dan kemerdekaan ini telah kami isi dengan kebejatan, ada suami menghabisi nyawa istrinya, ada anak memenjarakan ibu kandungnya sendiri. Kakek mencabuli cucunya, sang cucu menikam kakeknya, gila... ini benar-benar gila

Beginikah, cara melanjutkan cita-citanya?
Seperti inikah, mengisi kemerdekaan bangsa?
Ohh, aku malu, malu kepada pendiri bangsa, malu kepada sumpah pemuda, malu kepada Bhinneka Tunggal Ika, dan malu kepada Indonesia raya.
Aku malu, dan kami dungu, tidak menghargai tumpah darah ksatria Nusantara

Maafkan kami Eyang Tjokro, yang tak se-Tjokro engkau
Maafkan kami Bung Karno, yang tak se-Karno engkau
Maafkan kami Kyai Ahmad Dahlan, kami tak se-Dahlan engkau
Maafkan kami Kyai Hasyim Asy'ari, kami juga tak se-Hasyim engkau
Maafkan kami Jendral Soedirman, kami tak se-Dirman engkau
Maafkan kami Pak Hoegeng, kami tak se-Hoegeng engkau
Maafkan kami Gusdur, jika kami tak se-Abdur engkau
Maafkan kami mas Rendra, kami tak se-Rendra engkau
Maafkan kami Caknun, kami semua di sini tak se-Ainun engkau
Maafkan kami, maafkanlah kami

Duhai negeriku tercinta, usiamu kini sudah tak lagi muda
Izinkan kami-kami ini tuk mengabdi, dengan karya jiwa raga kami.
Namun kalau belum mampu, biarlah kami mengabdi untuk keluarga kami, untuk kampung desa kami dan semampunya kami.

Di sini kami merdeka
Di tanah ini pula, kami memejamkan mata
Merdeka atau mati!
Tanah air tetap Indonesia!

"Di sana tempat lahir beta, di buai di besarkan bunda, tempat berlindung di hari tua, sampai alkhir menutup mata"



Jogjakarta, 17 Agustus 2015

Karya

@MuhammmadonaSetiawan























Jumat, 07 Agustus 2015

Esai - "Bukan Kangen Biasa"


" Bukan Kangen Biasa "


Anda boleh percaya atau tidak, bahkan mau menghina pun juga silakan, ada hal yang menurutku "aneh" yang ingin saya sampaikan lewat tulisan ini. Saya adalah tipe orang yang mudah kangen, dan tentu kangen saya tertuju pada orang-orang yang spesial bagi saya, orang yang pertama yang paling saya kangenin jelas ibu saya sendiri, dalam hal apapun saya sering teringat sosok yang melahirkan saya tersebut. Saya selalu kangen masakannya, kangen lauk buatannya, kangen kopi ramuannya dan saat susah atau senang saya spontan bisa langsung kangen kepada beliau. Jika dulu saya berpendapat lebih bahwa anak laki-laki itu lebih dekat dengan ibunya, sekarang percayalah karena itu nyata dan saya rasakan. Saya bisa bersimbah airmata ketika usai menelepon ibu saya tanpa alasan yang jelas, dan saya pun bisa langsung luluh setiap mendengar nasihat dan doa harapan dari beliau.

Rasa kangen yang selanjutnya adalah rasa kangen saya kepada pasangan saya, hampir setiap menit saya selalu kangen dia, saya selalu menanyakan keadaan dia baik hal yang penting sampai hal yang sepele sekalipun. Tersiksa luar biasa jika semenit saja saya tidak mendengar kabarnya. Ahh, mungkin lebay kelihatannya saya, tapi saya lah yang merasakan hal itu jadi mau percaya atau tidak terserah anda, sebab di sini tidak ada anjuran maupun larangan, semua merdeka dengan dirinya sendiri dan keputusannya.

Dan untuk rasa kangen yang berikutnya tidak ada nama spesifik di situ, bahkan nama ayah saya pun tidak bisa aku sebut di situ, tidak ada alasan khusus kenapa aku bisa mengatakan begitu, bagi saya rasa kangen terhadap ayah saya bisa di bilang biasa-biasa saja, tidak sampai melebihi dua nama di atas, mungkin hal tersebut adalah efek di mana sejak saya masih dalam kandungan ibu saya hingga usia saya 8 tahun, tidak ada figur seorang ayah di samping saya, entahlah.

Namun di sinilah keanehan itu terjadi, entah karena apa, entah kena "pelet" apa, saya itu punya rasa kangen yang luar biasa kepada seseorang, dimana seseorang tersebut bukan dari kalangan keluarga saya, bukan tetangga, dan sahabat juga bukan. Tapi entah kenapa saya benar-benar punya rasa kangen yang sulit di jelaskan dengan kata-kata. Menurut saya, orang tersebut itu beda, dia sangat berkharisma dan mungkin satu-satunya. Tidak ada figur yang bisa atau menyamai sikap dan gaya bahasanya dalam bertutur kata. Bagi saya beliau bisa sebagai teman, orangtua sekaligus guru, dialah salah satu guru terbaik saya, guru kita semua, beliau adalah Emha Ainun Nadjib atau kita lebih akrab menyapanya Cak Nun.

Sudah lama sebenarnya saya mendengar nama Cak Nun, dulu waktu SD beliau sering "nongol" di televisi untuk menyampaikan ceramah singkat atau sejenisnya, karena dulu masih SD jadi saya pun belum faham tentang apa yang CN sampaikan. Sampai akhirnya pada tahun 2005 lalu saya kuliah di Jogja dan sedari itulah saya bisa tahu lebih siapa CN lewat cerita dari teman-teman saya yang menjadi jamaah Maiyah Jogja. Awalnya saya merasa risih dengan cara CN berceramah atau berdakwah yang begitu frontal dan terkesan radikal, dan menurut saya cara seperti itu kurang pas untuk di terima oleh kebanyakan masyarakat kita, termasuk saya. Hal itulah yang pertama saya tangkap dari seorang Cak Nun. Dan selama saya di Jogja banyak teman yang berniat mengajak saya untuk ikut Maiyahan di Kasihan Bantul namun saya selalu tegas menolak karena saya merasa tidak searah dan sejalan dengan gaya pemikiran Cak Nun pada waktu itu.

Sampai pada akhirnya di tahun 2010 lalu, saya hijrah ke Jakarta untuk bekerja mengais rupiah di belantara ibukota. Tanpa di sengaja, saya pun mendengar kabar kalau di Jakarta juga ada acara semacam maiyah di jogja, acara tersebut berlabel Kenduri Cinta. Ada rasa ingin tahu dalam diri saya, yaitu ingin tahu sebenarnya acara Kenduri Cinta itu seperti apa. Saya berusaha mencari tahu perihal KC via media sosial dan akhirnya saya temukan banyak informasi tentang KC. Saya pun meniatkan diri untuk datang ke acara KC, saya ingin melihat dan menyimak secara langsung hal apa saja yang akan saya dapatkan di sana. Dan sungguh di luar dugaan saya, ternyata tema yang di angkat oleh para penggiat KC itu sangat menarik, narasumbernya pun sangat beragam, dari berbagai kalangan dan profesi, ada seorang kyai, budayawan, aktivis, musisi, seniman, politisi dan tak lupa tentu seorang Cak Nun sebagai tokoh centralnya.

Setelah saya mengikuti beberapa kali acara KC, pikiran saya pun perlahan terbuka, bahwa apa yang di sampaikan oleh CN itu masuk akal dan bisa di terima oleh logika, dan saya baru sadar betapa bodohnya saya selama ini yang merasa sok pintar padahal aslinya goblok segoblok-gobloknya, merasa sudah pandai padahal masih seperti keledai. Dan ini adalah salah saya sendiri kenapa selama ini saya tidak mau membuka diri untuk mau sinau, ya sinau bareng di dalam majelis ilmu yang berkualitas yang di mana di situ banyak orang-orang cerdas dan intelektual baik dalam segi agama maupun sosial. Dan saya menganggap KC ini sebagai "universitas" gratis buat saya dan saya adalah salah satu mahasiswa bodoh yang haus ilmu sehingga wajib untuk terus menghadirinya.

Sekarang saya tinggal di Bekasi, saya selalu rutin mengikuti acara Kenduri Cinta yang di adakan setiap hari jumat minggu kedua di setiap bulannya di plasa TIM Jakarta. Ada rasa sedih dan nyesel jika saya tidak bisa hadir kesana, dan yang paling menyedihkan adalah jika "kekasih tua" saya Cak Nun tidak hadir pula di sana. Tidak ada rasa bosan, rasa kantuk, atau lelah untuk mendengar apapun yang beliau sampaikan, semua yang keluar dari lisan beliau selalu menarik,segar dan mengundang gelak tawa namun tetap sarat makna. Bayangkan saja, hanya beralaskan tikar, kita duduk sejak jam 8 malam sampai jam 4 pagi tapi kita tetap khusyuk dan tak berniat untuk beranjak pergi. Kata-kata Cak Nun sungguh manis dan magis terasa.
Ada rasa kangen luar biasa jika sebulan saja saya tidak bersua dengan beliau, tidak mendengar ceramah beliau, seperti ada yang kurang dalam diri saya. Ada ikatan batin yang selalu menarik hati saya untuk selalu ingin bertemu dan sinau bareng beliau. Rasa kangen saya ini memang bukan kangen biasa dan yang paling aneh adalah baru kali ini saya mau untuk cipika cipiki kepada sesama jenis, ya jujur hal demikian belum pernah saya lakukan sepanjang hidup saya, bahkan kepada ayah saya sekalipun, apalagi dengan saudara atau sahabat. Saya masih merasa tabu dan enggan melakukannya. Tapi sekali lagi entah di pengaruhi apa, entah kena pelet merk apa justru yang pengen "nyosor" dan meluk duluan jika bersua dengan beliau (baca: Cak Nun) adalah saya. Ini menggelikan tapi saya senang melakukannya, dan memang ada benarnya pepatah bilang; jangan benci atau tidak suka kepada orang secara berlebihan nanti kamu kena "karma" bisa balik 180 derajat menjadi suka dan tergila-gila kepadanya dan saya adalah salah satu korban dari pepatah tersebut.

Satu lagi yang berkesan buat saya adalah semenjak saya membaca buku-buku dan puisi karya CN, saya terinspirasi pula untuk berani menulis, ya menulis apapun yang ada dalam ruang imaji saya, menulis puisi, esai, lagu, cerpen dan InsyaAllah saya juga berhasrat ingin membuat sebuah buku. Dan itu semua saya harapkan agar bisa memberi manfaat terutama untuk diri saya pribadi, bagi masyarakat luas dan memajukan peradaban bangsa.

Akhirnya saya atas nama pribadi, ingin menyampaikan permohonan maaf yang sedalamnya kepada CN dan keluarga besar Maiyah jika dulu saya hanya memandang sebelah mata, namun kini saya haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Cak Nun dan penggiat KC semua, terimakasih atas ilmu, cinta dan inspirasi yang telah di tularkan khususnya kepada saya dan bagi seluruh jamaah maiyah di mana pun berada.

Salam kangen kagem Ayahanda tercinta Emha AN



Bekasi, Agustus 2013

Oleh
@MuhammadonaSetiawan

Rabu, 05 Agustus 2015

Puisi - "Dan adalah kami"


" Dan adalah kami "


Dan adalah kami yang abai
Abai dengan kematian
Dan adalah kami yang lalai
Lalai tentang pembalasan

Lebih ceroboh dari keledai
Terperosok di lubang menganga
Jika sudah menjadi bangkai
Tinggal penyesalan tiada guna

Dan adalah kami yang bodoh tak kunjung pandai
Belajar pelajaran daripadaNya
Dan adalah kami yang senonoh dalam perangai
Berharap ampun ampunanNya
Dan adalah kami yang merindukan damai
Semoga sampai di telaga wangiNya



Karya
@MuhammadonaSetiawan

Selasa, 04 Agustus 2015

Puisi - "Ini kejujuran"


" Ini kejujuran "


Nun jauh di mata
Di seberang pulau sana
Manisnya mengelus jiwa
Siapakah sang pemiliknya..?

Hanya sebatas ku pandangi
Seraya kagum dan memuji
Apakah ia benar adanya
Atau ku tlah terbuai maya

Pada anggunmu, aku luruh
Oleh senyummu, aku luluh
Ini kejujuran, jujur menafsirkanmu
Ini kesungguhan, sungguh mengagumimu



Karya
@MuhammadonaSetiawan

(Inspired by Elika)

Senin, 03 Agustus 2015

Cerpen - "Virus 507"


" Virus 507 "

Bermula tahun 2000 silam, saat itu umurku menginjak 12 tahun bersamaan aku masuk ke bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Oleh ibuku aku di sekolahkan di sebuah SMP unggulan yang ada di daerah tempat tinggalku yaitu SMP Negeri 1 Gemolong, kab.Sragen. Aku pun merasa bangga dan beruntung bisa di terima di sana (baca; SMP Unggulan), pasalnya di sekolah itulah aku bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman yang lebih di banding teman seangkatanku yang memilih bersekolah di SMP lain. Di sana pulalah cita-cita dan mimpiku di mulai.

Sebelumnya, mari kita flasback sejenak ke belakang. Dulu menurut ibuku, sejak kecil aku sudah terlihat "lain dari yang lain". Ya, kata ibuku saat masih kecil aku suka sekali mendengarkan lagu di radio dan pita kaset yang di putar di tape recorder. Lalu dengan PDnya menirukan setiap lirik lagu yang mengalun. Masih kata ibuku, aku sangat ekspresif sekali dalam menyanyi menirukan setiap lagu yang terlantun baik dari radio maupun  tape recorder. Dan lebih parahnya lagi, kemanapun aku pergi, aku selalu menenteng radio mini merk SONY, yang di belikan bapakku saat aku berumur 5th dulu. Itulah masa kecilku dulu, masa indah yang penuh suka cita dan setiap jejaknya terekam rapi dalam benak memori ibuku.

Barulah saat aku menginjak Sekolah Dasar/SD aku sudah mulai sedikit paham tentang apa itu lagu/nyanyian. Itu tak lepas karena pengaruh kakak laki-lakiku. Dia (kakakku) saat itu sudah duduk di kelas 3 SMP. Setiap pulang sekolah ia selalu membawa kaset tape band-band dan para musisi tanah air. Mulai dari Koes Ploes, Iwan Fals, Slank, Dewa19 dan lainnya. Dan koleksi kaset kakakku yang paling banyak adalah kaset dari bang Iwan Fals serta kaset dari band asal gang Potlot Slank. Setiap kaset lagu yang di putar kakakku, aku selalu mendengarnya dengan khidmat serta mencatat setiap bait liriknya. Jadi jangan heran jika semua nomor lagu Slank di album Minoritas aku hafal semua. Begitu juga tembang-tembang lawas milik bang Iwan, nyaris aku pun mahfum mendendangkannya. Oemar Bakrie, Tikus-tikus kantor, Bung Hatta adalah beberapa nomor favoritku. Kakak dan ibuku pun sampai heran, kenapa aku bisa menghafal banyak judul lagu dengan mudahnya dan tak butuh waktu lama. Jangankan mereka, aku sendiri pun tak mengerti bagaimana itu bisa ku lakukan.

Jika saat masih SD aku hanya sekedar mendengar lantas menyanyikan lagu-lagu, saat SMP aku mulai belajar lebih tentang musik dan lagu. Di rumahku terdapat gitar akustik/bolong yang di buat oleh kakakku dan teman-temannya. Meskipun "Made in sendiri" namun gitar bolong tersebut cukup bersuara nyaring dan merdu, paling tidak buat kami, kalau yang lain tak tahu. Hahaaa...

Melihat kakakku bermain gitar sambil nyanyi, lama kelamaan aku merasa ingin. Ya, ingin juga aku bisa memainkan gitar sambil bernyanyi. Sepertinya hati terasa damai dan tenang ketika memetik gitar sembari bersenandung. Hal itulah yang menggugah hasratku untuk belajar main gitar.

" Mas, ajari aku main gitar (pintaku kepada kakakku)
" Yo wis main wae (jawab dia santai)
" Ajari kunci-kunci gitar, aku kan ndak mudeng (rengekku kepadanya)
" Bawa sini gitarnya (kakakku menyuruhku)

Sebagai dasar dan awalan, aku di ajari 2 macam kord/kunci gitar oleh kakakku yaitu kord G dan C, tepatnya G dan C mayor. Karena baru sekali, rasanya sakit sekali saat jari-jariku menekan senar-senar gitar. Dan terasa kaku saat mau memindah jari-jari dari kord G ke C. Hari demi hari, seminggu, sebulan terlewati dan aku masih terus belajar menghafal dan melatih jari-jariku memencet kord G dan C di senar gitar. Setelah beberapa bulan, jari jemariku mulai lincah menari-nari di atas dawai gitar.

" Piye Don, kunci G dan C wis iso ? (Tanya kakakku)
" Lumayan mas, Alhamdulillah (jawabku girang)
" Nih, tak ajarin lagu yang kuncinya cuma 2 kord, G dan C.
" Lagu opo mas, kok cuma 2 kord (sambungku).
" Lagune Sela on Sepen (logat jawa), band anyar iki soko Jogja (jelas kakakku)
" Piye lagune mas?

Lagu Sheila yang berjudul "Anugerah terindah yang pernah ku miliki" adalah lagu yang di rekomendasikan oleh kakakku. Lagu ini memang hanya terdiri 2 kord saja yaitu G dan C mayor. Meski simple namun lagu ini tetap easy listening, dan yang paling menarik dari lagu ini adalah intronya yang sederhana tapi ngena yaitu memetik dawai nomor 6 dan 5 pada kord G, serta dawai 5 dan 4 pada kord C secara bergantian. Intro itu khas sekali dan masih membekas hingga kini. Dan mulai saat itu, setiap aku bangun tidur, pulang sekolah sampai mau tidur lagi aku selalu memetik gitar dan menyanyikan lagu Anugerah terindah yang pernah ku miliki. Aku benar-benar jatuh hati pada lagu itu (baca; Anugerah...).

Waktu terus berlalu, dan aku sekarang naik kelas 2 SMP. Di sinilah pengalaman bermusikku bertambah, ketika aku bertemu dengan teman sekelasku yang baru dan punya hobi yang sama yaitu bermusik. Lutfi, Aseng dan Sandy, kita berempat secara "kebetulan" di pertemukan dalam 1 kelas. Setelah kita ngobrol-ngobrol akhirnya muncul kesepakatan di antara kita untuk main musik bareng alias ngeband atau dalam istilah daerah kita menyebutnya "mancal" yang berarti menendang atau juga "nggebuk" artinya memukul. Hehee...

Pertama kali kita latihan di studio, biaya sewanya Rp.8000/jam. Dan kita biasa main 2 jam sekaligus. Setiap pulang sekolah atau pas hari libur, kita tidak pernah absen untuk latihan band. Lagu yang pertama kita coba bawakan tak lain dan tak bukan adalah lagu Anugerah terindah milik Sheila on seven. Lagu yang sudah amat familiar di telingaku.
Selain intro gitar yang simple ternyata ketukan drum di awal lagu ini pun terbilang unik. Tetap sederhana namun begitu ritmis dan dinamis, makin jatuh cinta aku dengan lagu itu. Band kami terdiri 4 personil, dimana Lutfi sebagai drummer, Sandy bassis, Aseng gitaris/vokalis dan aku gitaris/backing vokal. Band kami biasa memainkan lagu-lagu yang bergenre pop seperti lagunya So7, Dewa, Wayang, Gigi dan sebagainya.

Seiring waktu, keberadaan band kami mulai di perhitungkan, tak ayal setiap ada pensi di sekolah maka band kami turut tampil di atas panggung. SALUD, adalah nama band kami, nama yang aku usulkan yang di ambil dari inisial nama kami berempat (Sandy, Aseng, LUtfi dan Dondon), oh ya nama yang terakhir adalah nama panggilanku.

Semakin hari SALUD semakin di kenal, kami pun acapkali di undang untuk perform di acara 17an dari kampung ke kampung, acara Dies Natalis sekolah serta perpisahan siswa/siswi tingkat SMP. Pengalaman bermusik kami pun bertambah seiring jam terbang dan ini membuat kita kudu menambah referensi bermusik serta meningkatkan kualitas musikalitas kami berempat.

Setelah beberapa manggung, Aseng sang gitaris kami mengatakan jika ia merasa ribet jika harus main gitar sambil menyanyi, akhirnya kita berempat berunding dan sepakat untuk menunjukku sebagai vokalis. Posisi yang sangat aku inginkan dan cita-citakan sejak dulu namun aku masih minder dan sungkan untuk mengungkapkan hal itu kepada teman-teman. Dan melalui cara seperti ini mungkin akan terasa lebih baik dan mengenakkan bagi semua.

Masa SMP telah usai, kami berempat akan masuk ke jenjang sekolah menengah atas. Dan tanpa rencana, kita berempat pun memilih sekolah SMA yang sama sehingga kami masih bisa terus ngeband bareng. Di masa SMA, SALUD semakin Pede mengibarkan bendera eksistensinya. Tak cuma manggung di acara pensi dan 17an saja, kami pun mulai berani tampil di luar mengikuti berbagai ajang festival band, baik tingkat kecamatan, kota maupun provinsi. Dan kami juga masih setia mengusung genre pop alternatif ala SALUD sendiri. Berbagai penghargaan pun kami raih, dan yang paling bergengsi adalah kami pernah menyabet juara 3 festival band tingkat kota pada tahun 2004 silam. Hasil tersebut sangat membanggakan kami para awak band pasalnya dari puluhan band yang ikut serta, rata-rata para personilnya sudah bukan usia sekolah lagi, kebanyakan dari mereka sudah kuliah atau kerja dan mungkin cuma kami band yang ikut tampil yang masih berseragam abu-abu. (Bangga)

Tak di rasa sudah 6 tahun aku bermain musik/ngeband, sejak kelas 1 SMP sampai sekarang kelas 3 SMA. Musik telah menjadi jiwaku dan sepertinya aku tidak bisa hidup tanpa musik. Hatiku terasa damai ketika memetik dawai-dawai dan aku hepi sekali ketika bernyanyi. Bisa di katakan aku tlah terkena "virus" musik dan salah satu virus itu adalah lagu Anugerah terindah yang pernah ku miliki. Lagu itulah yang "menjerumuskan" aku ke dalam lembah musik. Dan sejak itulah aku suka dengan band yang membawakannya.

Aku beli kaset album perdana Sheila On Seven yang bertajuk sama dengan nama bandnya, yang rilis tahun 1999. Dulu harga 1 kaset hanya Rp.9000,- (No bajakan). Aku dengarkan ke-10 lagunya, aku hafalkan liriknya dan aku cari kord gitarnya. Di album pertama ini selain lagu Anugerah, lagu berjudul DAN juga menjadi favoritku.

Segala hal tentang Sheila selalu  menarik buatku. Sayangnya dulu belum jamannya internet, belum ada facebook, twitter dan medsos yang lain maka media cetak dan elektronik menjadi sumber informasiku untuk mengorek lebih dalam soal sejarah band Sheila.

Tahun 2000 album ke-2 Sheila di luncurkan. Kisah klasik untuk masa depan adalah judul albumnya. Aku pun langsung ke toko kaset untuk membelinya. Di album ini ada satu lagu yang sangat menyentuh sekali liriknya, judulnya Lihat,dengar,rasakan ciptaan mas Adam Subarkah. Lagu ini malah menjadi favoritku ketimbang hits single; Bila kau tak di sampingku.

Tahun 2002, Duta cs kembali menelurkan album ke-3 dengan tajuk; O7 Des, berisikan 14 lagu. Album ini semakin mengibarkan nama besar So7 di blantika musik Indonesia. Konon, album ini di beri judul 07 Des karena untuk memberi penghormatan dan mengenang para fans yang menjadi korban jiwa saat konser Sheila di gelar di Banjarmasin pada tanggal 07 Desember 2001 lalu. Di album ini, ada satu lagu dimana sang gitaris Sakti turut bernyanyi yaitu di lagu Buat aku tersenyum, ini adalah lagu pertama ciptaan Sakti yang masuk ke dalam album Sheila. Mungkin album ke-3 ini menjadi yang spesial buat mas vokalis Duta, pasalnya di video klip "Seberapa pantas" ada artis Ananda Lontoh yang menjadi modelnya. Dan tak berselang lama, Duta terlibat asmara dengan adiknya sang model (baca; Ananda) yaitu Adelia Lontoh. Tak butuh waktu lama, Duta dan Adel pun akhirnya meresmikan pernikahan mereka pada tahun 2003.

Selang 2 tahun, tepatnya tahun 2004 album ke-4 Sheila keluar di pasaran, dengan judul album; Pejantan Tangguh. Dan yang menjadi hits single juga lagu dengan judul yang sama dengan albumnya. Video klip Pejantan Tangguh kocak sekali, dimana Duta berperan sebagai petarung sedangkan ke-4 temannya bertindak sebagai mentor/guru yang melatihnya. Dengan latihan ekstra keras dan melelahkan akhirnya Duta berhasil mengalahkan musuhnya yang berbadan raksasa dan ia pun berhasil mendapatkan gadis pujaannya. Oh to tweet gank....

Di tahun 2005, untuk kali pertama Duta cs menggarap album sountrack sebuah film drama percintaan yaitu 30 hari mencari cinta. Ada 2 lagu baru di album sountrack ini; Melompat lebih tinggi dan Berhenti berharap. Setelah album ini rampung ada kabar mengejutkan yang datang dari band asal Jogja tersebut. Anton sang drummer memutuskan hengkang dari band yang telah membesarkan namanya itu. Baik dari pihak managemen Sheila maupun dari Anton sendiri sepertinya enggan menjelaskan tentang penyebab sang drummer keluar. Seolah-olah mereka sepakat untuk menutup-nutupi perihal polemik yang terjadi di dalam tubuh band.

Di tahun 2005 inilah menjadi masa-masa sulit bagi So7. Di tinggal sang drummer tentu membuat kondisi Sheila tidal stabil. Akhirnya mereka berempat merilis album Very best of So7 dengan materi 1 lagu baru berjudul; Jalan terus, di kombinasi dengan hits mereka terdahulu. Setelah itu mereka juga merilis 1 single baru; Bertahan di sana. Di video klip ini sudah ada drummer baru Sheila yang menggantikan Anton, dia adalah Brian Kresna Putro (ex-Tiket). Dan VC ini merupakan video klip yang terakhir bagi Sakti. Ia juga memutuskan cabut dari band dengan alasan ingin belajar agama islam lebih dalam. Satu masalah lain teratasi namun masalah lain pun muncul. Ya begitulah suka duka dalam sebuah band yang harus mereka alami.

Menjelang kelulusan SMA, aku mulai mengatur rencana. Setelah lulus SMA nanti aku pengen melanjutkan kuliah dan tujuan kuliahku adalah Jogja. Kenapa Jogja, ya karena aku ingin kuliah di sana sekaligus untuk menambah referensi bermusikku. Aku ingin sekali ketemu langsung dengan personil So7, merekalah yang secara tidak langsung telah "meracuni" hidupku dengan musik magicnya. Aku pengen bersua dengan Duta, Eross, Adam, Brian dan ex-Sheila Sakti dan Anton. Jika di izinkan aku ingin belajar langsung dengan mereka tentang cara bermusik dan membuat lagu yang baik.

2006 aku resmi hijrah ke Jogja untuk kuliah disana. Jogja kota yang ramah, dan aku sangat nyaman tinggal disana. Baru beberapa hari tinggal di Jogja, aku sudah mendapatkan info dimana basecamp/kantor managemen Sheila berada. Suatu hari aku bersama temanku Wahyu hendak main ke kantor Sheila. Ternyata  jarak antara tempat kostku dengan kantor So7 tidak jauh. Sesampainya di sana, aku di sambut seorang bapak-bapak, di ketahui nama bapak itu adalah pak Janto. Dia orang yang bantu-bantu di kantor managemen. Oh ya, ternyata rumah mas Eross dengan kantor managemen itu satu atap. Disana aku juga ketemu dengan mama Titin, ibunda mas Eross Chandra dan gadis cilik bertubuh subur dengan rambut poni lurus. Dan kagetnya aku, ternyata adik kecil itu bernama Khaylila (adiknya mas Eross). Tahu kan, ada salah satu lagu So7 yang berjudul Khaylila Song, lagu ini terdapat di album ke-4 Pejantan Tangguh. Setelah bertemu mereka, aku menuju ke kantor di lantai 2. Di atas aku ketemu dengan mas Anton manager Sheila. Ada juga mas Tito, mas Haryo, mas Philos dan mbak Dina. Mereka semua bekerja di managemen So7, aku berkenalan dan bertegur sapa dengan mereka. Di hari pertama aku berkunjung ke kantor, aku tidak ketemu dengan para personil Sheila sebab Duta cs sedang ada tour keluar kota. Meski tak ketemu aku tak kecewa, yang penting aku sudah tahu dimana kantornya.

Di tahun 2006 mereka meluncurkan album ke-5 nya yang bertajuk 507. Dan sekarang tinggal 4 personil saja ; Brian, Eross, Duta, Adam (BEDA). Aku ikuti terus perjalanan album mereka. Di album ke-5 ini ada 3 lagu kesukaanku; Terlalu singkat, Cahaya terang dan Ingin pulang.

Jika ada waktu senggang, aku pun iseng main ke kantor. Mama Titin, dik Lila dan pak Janto sudah hafal sekali dengan muka ndesoku. Dan kunjungan yang kedua inilah baru aku bisa ketemu langsung dan bertatap muka dengan mas Eross Chandra. Awal pertama ketemu masih agak kaku kita namun setelah berkali-kali ngobrol akhirnya cair juga. Aku pun pernah di ajak masuk ke dalam studio milik mas Eross, aku juga di bolehkan untuk menjajal gitar andalannya, gitar telecaster kuning yang bertuliskan I Love My Sephia. Luar biasa rasanya, dulu jaman SMP aku hanya bisa menyanyikan lagunya, tapi sekarang aku bertemu langsung dengan sang penciptanya. Amazing!!!

Ada 1 pesan berharga yang di nasihatkan mas Eross Chandra kepadaku, dia bilang;

" Don, bermusiklah dengan "jujur", kalau kamu jujur maka orang-orang pun akan jujur dalam menerima dan mengapresiasi karyamu. Kalau kamu sedang jatuh cinta ya buatlah lagu tentang perasaan jatuh cinta, kalau kamu lagi sedih ya bikinlah lagu yang sedih. Pokoké, jujurlah dalam karyamu! ( tegas dia)
" Ok mas, terimakasih banyak atas pesannya, semoga ini bisa memotivasi aku dalam bermusik ( jawabku)

Bisa di katakan hampir semua lagu So7 itu adalah curhatnya seorang Eross Chandra yang di kemas apik dalam baris lirik serta di bumbui melodi yang ciamik. Begitulah kejujuran seorang Eross dalam menuangkan perasaannya ke dalam sebuah karya lagu. Hal itu pulalah yang memberiku inspirasi dalam meracik kata dan nada yang kemudian menjadi sebuah karya lagu.

Pada tahun 2007, Eross membuat side project di luar Sheila. Ia menggandeng Brian (drummer), Alam (bass) dan Helmy (vokal) membentuk Jagostu, sebuah band beraliran Rock 'n Roll. Jagostu merupakan "sekoci" liar Eross dalam bermusik di luar musik pop Sheila selama ini. Jagostu mengeluarkan 1 album berisikan 10 lagu. Ampun DJ menjadi single pertama di susul Mau tak mau. Lagu yang kedua ini sekaligus menjadi soundtrack film dokumenter berjudul "Mati bujang tengah malam", dimana Eross menjadi pemeran utamanya dan ia beradu akting dengan aktris Artika Sari Devi.

Jika Eross dan Brian membentuk Jagostu, sang vokalis Duta pun tak mau ketinggalan. Ia juga membuat project band baru bernama Yakuyaya yang artinya Yang kurus yang berkarya. Namun sayang lagu dari band bentukan Duta tersebut tak sepopuler lagu-lagu Sheila atau pun Jagostu.

Di awal tahun 2008 lalu secara tak sengaja aku bertemu dengan mas Sakti (ex-gitaris So7). Kala itu kami sama-sama sholat dhuhur di Masjid daerah Kentungan Jalan Kaliurang. Penampilan Sakti telah berubah total, ia memakai gamis, sorban dan berjenggot lebat namun aku tetap hafal mimik wajahnya. Ba'da sholat aku menghampirinya, akhirnya kami pun ngobrol panjang lebar, aku perkenalkan diri bahwa aku adalah Sheilagank sejak SMP dan mas Sakti terheran-heran saat mendengar kisah bermusikku dulu hingga sekarang ini. Kami saling tukar nomer Hp dan aku di undang untuk datang silaturahmi ke rumahnya di lain waktu.

3 hari setelah bertemu dengan mas Sakti, aku sempatkan untuk datang ke rumahnya. Siang itu aku langsung di sambut olehnya. Di ruang tamu kita ngobrol santai lagi, dan mas Sakti bercerita kepadaku muali awal karir dia bersama Sheila sampai ia memutuskan hengkang dari band yang telah melambungkan namanya tersebut. Walau sekarang mas Sakti "berjenggot lebat" namun ia tetap bermain musik. Hanya saja, lagu-lagu yang ia bawakan lebih religius. Sebagai kenang-kenangan, mas Sakti memberiku sebuah syal tebal hitam dengan motif gambar bintang. Kata dia, syal tersebut adalah benda kesayangannya yang selalu menemani ia ketika rekaman di studio sampai tur keliling Indonesia. Aku haru bercampur salut padanya.

Setiap bulan Mei, So7 selalu memperingati hari jadinya. Di tahun 2008, umur Sheila telah genap 12 tahun dan kali ini acara ulang tahun akan di selenggarakan di panti asuhan di daerah Palagan, Ngaglik, Sleman. Jam 3 sore, aku dan puluhan Sheilagank telah berkumpul di markas. Para personil juga sudah siap, tak lupa mereka juga membawa anak istrinya untuk ikut serta. Itulah pertama kalinya aku turut dan larut dalam acara tasyukuran ulang tahun So7. Jelas ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagiku.

Di tahun 2008 ini, album ke-6 So7 berjudul Menentukan Arah rilis di pasaran. Ada 10 lagu di dalamnya dan ada 1 judul yang menurutku "aku banget", adalah lagu Yang terlewatkan. Sepertinya aku mengalami sekali apa yang di gambarkan dalam lirik tersebut. Sakit tapi terus di kenang. Du du du du du... (nyanyi)

Vakum sekitar 3 tahun, Sheila kemudian meluncurkan album ke-7 nya; Berlayar pada tahun 2011. Lagu Pasti ku bisa menjadi single pertama mereka. Praktis hanya 1 lagu ini yang di buatkan video klip.

Tahun 2012, Brian dkk merilis satu single baru berjudul Hari bersamanya dan pada Desember 2014 kemarin mereka resmi meluncurkan album ke-8. Album yang di beri judul Musim yang baik ini menjadi album terakhir Sheila bersama Sony BMG, label yang telah menaungi mereka selama 15 tahun terakhir ini. Lapang dada menjadi lagu jagoannya dan album ini seolah menjadi sebuah refleksi perjalanan mereka dalam bermusik selama ini. Mereka telah mendapatkan tempat di hati para pecinta musik di Indonesia bahkan Asia. Musim yang baik dan mengesankan telah mereka rasakan dan dapatkan.
Sekali lagi aku ingin ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh keluarga besar So7 yang telah menularkan "virus" musik kepadaku. Mungkin aku tidak terdaftar resmi sebagai member Sheilagank, namun "lahirbatin" aku adalah SG. Dari awal perjalanan mereka hingga sekarang terus aku ikuti, suka duka mereka juga turut aku rasakan. Karya mereka terus tertanam dalam hati, foto bersama mereka, nonton konser mereka dan segala hal tentang Sheila akan menjadi bingkisan luar biasa untukku dan seluruh pendengar setianya, semoga. Terakhir, aku ingin minta maaf yang sebesarnya apabila ada kekurangan/kesalahan dalam tulisan ini dan maaf juga bila ada yang kurang berkenan. Tulisan ini hanyalah secuil kisah yang pernah ku alami dan ingin ku bagi kepada yang sudi membacanya.

Terimakasih

Salam jalan teruusss gank!!


Wassalam

@MuhammadonaSetiawan (dondon)




Minggu, 02 Agustus 2015

Puisi - "Ohh"

" Ohh "



Apakah rindu harus di awali dengan cinta?
Begitu mudah aku merindu
Namun tak demikian dengan cintaku


Rindu hadir mengalir
Tanpa pernah pikir-pikir
Ia datang semaunya
Mana mungkin menghindarinya


Ohh rindu, terbanglah...
Sekehendak hasratmu, menujulah!
Akan luka bila kau terendap
Jiwa melega saat tepat menghinggap






Karya

@MuhammadonaSetiawan