Ada pertanyaan muncul, kenapa surat ke- 112 Al quranul kariim di namakan surah Al Ikhlas. Surat yang terdiri 4 ayat ini seolah menyimpan "teka-teki" di dalamnya. Tentu kita semua sudah fasih membaca surat pendek ini, tak terkecuali saya. Bahkan mungkin surat tersebut menjadi bacaan favorit kita saat menunaikan sholat sehari-hari. Bacaannya enak, mudah dan ringkas. Ya atau tidak, hanya diri kita sendiri yang mengetahuinya. Dan berikut ini adalah arti terjemahan surat Al Ikhlas.
#Ayat 1 - Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
#2 - Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
#3 - Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
#4 - Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Mari kita sama-sama belajar untuk mengungkap, "teka-teki" apa yang sebenarnya terkandung di dalam surat ini. Jika melihat satu persatu dari terjemahan surat ini, maka kita tidak akan menemukan kata "ikhlas" di situ. Istilah lain dari kata ikhlas pun tidak tercantum di sana. Lalu kenapa surah ini di beri judul demikian, apa maksudnya dan apa tujuannya?'. Alquran adalah "bikinan asli" Allah Azza wa Jalla, Al kitab yang di turunkan Allah untuk menjadi pedoman dan panduan hidup seluruh umat manusia melalui kanjeng Nabi Muhammad SAW. Yang sudah barang tentu apa-apa yang di ciptakan Allah pasti ada maksud dan tujuannya.
Coba kita analisa kembali dengan teliti, pada setiap terjemahan ayat-ayatnya. Dari ke-4 ayat tersebut hanya ada 1 inti yang sejatinya tersirat, yaitu ESA yang berarti satu atau tunggal. Kita sebagai hamba-Nya di suruh untuk mempercayai bahwa Allah itu Maha Esa dan satu-satunya. Tidak dua apalagi tiga, Allah hanya ada satu yaitu Allah itu sendiri. Kemudian, Allah adalah satu-satunya tempat kita untuk menggantungkan segala sesuatu. Salah dan celaka kita jikalau menggantungkan sesuatu selain pada-Nya. Allah juga tidak berkeluarga, Dia tidak memiliki anak dan pasangan, tidak beristri atau bersuami. Dia Maha berdikari dan mandiri. Dia adalah Maha segalanya, segala di atas segala, Maha di atas Maha, tak ada satu pun yang setara dengan-Nya, mustahil ada yang menyamai keMaha-annya.
Sehingga hanya ada satu cara yang bisa kita tempuh, agar kita "sampai" pada ke ESAan Allah SWT, yaitu dengan cara ikhlas. Ikhlas memenuhi hati kita dengan satu nama Allah saja dan ikhlas untuk menyingkirkan seluruh berhala-berhala yang ada di sekitar diri kita.
Sudahkah kita ikhlas untuk itu?'... (Di jawab masing-masing ya...)
Oleh
@MuhammadonaSetiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar