Rabu, 26 Agustus 2015

Esai - "Satu soal"

" Satu soal "


Selama ini adalah salahku sendiri, salah dalam memandang dan menjalani episode hidup ini. Ingin ini, ingin itu, harus gini, harus gitu, dan semua harus sesuai dengan mauku. Aku bukan yang punya hidup, kenapa semua harus sesuai mauku, siapa aku?' Aku hidup karena di hidupkan, bukan karena mauku sendiri, jadi sudah semestinya aku "nurut" kepada yang menghidupkanku.

Dan seiring perjalanan waktu, aku pun mulai tersadar. Serasa ada yang keras "menamparku", mengingatkan siapa hakikatnya aku. Ilmu, pengalaman, orangtua, teman, anugerah, musibah semua itu adalah "guru" yang mengajariku tentang hidup. Ternyata hidup di dunia ini sederhana sekali, iya simple. Namun dirikulah yang membuat rumit sendiri. Aku sok atur-atur jalanku sendiri, sok menentukan kehidupanku sendiri padahal sekali lagi bahwa aku bukan yang punya hidup tapi aku di hidupkan.

Kini semakin ku pahami, hampir 15 tahun aku bertarung dengan waktu, bergelut dengan hidup. Dan aku kalah, tumbang tak berdaya menaklukkannya. Yang seharusnya hal tersebut memang tak perlu ku lakukan. Aku hanya perlu "bersahabat" dengan waktu dan bijak terhadap hidup. Hidup itu simple, sederhana dan sementara. Dalam hidup hanya terdiri 1 soal, ya cukup 1 soal saja yaitu bersyukur. Ya, kita cukup mengerjakan 1 soal itu, simple kan??

Apapun yang ada pada kita harus di syukuri, apapun yang terjadi pada kita pun wajib kita syukuri. Ya, bersyukur saja. Kita di beri mata, tanpa kita meminta mata sebelumnya, kita di beri telinga, tanpa kita memintanya juga. Dengan mata kita bisa melihat warna-warni dunia. Dengan telinga kita bisa mendengar segala macam suara. Dan semua yang ada dalam diri kita ini di beri secara "cuma-cuma" tanpa kita harus meminta dan membayarnya. Andai kita di beri uang oleh teman/orang lain maka sudah sewajarnya kita mengucapkan terimakasih pada orang itu. Apalagi jika kita di beri mata, telinga, tangan, kaki dan sebagainya maka rasa terimakasih kita hendaknya jauh lebih besar kita sampaikan kepada Yang Maha pemberi segalanya.
Kalau pun suatu ketika kita kehilangan sesuatu, misalkan barang A, jangan mengeluh karena kita kehilangan A. Berfikir positif saja, meski kehilangan barang A namun kita masih punya yang lain; barang B,C,D dan seterusnya. Atau misal barang A kita yang hilang tersebut siapa tahu akan di ganti dengan yang lebih baik, bisa A+ mungkin, double A mungkin, why not?.

Jadi hidup ini soal mau bersyukur atau tidak. Jika hidup ini senantiasa di hiasi dengan syukur maka hidup ini akan terasa mudah dan indah. Dan kita akan di tambah berkah melimpah sesuai janji-Nya. Dunia ini memang di desain sementara dengan konten yang sederhana pula yaitu cukup dengan mengerjakan satu soal; bersyukur.



Oleh
@MuhammadonaSetiawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar