Hari ini mari kita belajar ilmu kelapa. Kelapa atau bahasa jawanya di sebut kambil, mengalami proses step demi step untuk menjadi sebuah kelapa. Berawal dari sebuah bluluk kemudian menjadi cengkir lalu jadi degan dan akhirnya menjadi apa yang kita sebut kelapa/kambil. Bluluk adalah kelapa ketika masih bayi. Cengkir adalah kelapa ketika kanak-kanak. Degan adalah kelapa tatkala remaja. Dan kelapa adalah bluluk itu sendiri, adalah cengkir itu sendiri, adalah degan itu sendiri ketika sudah dewasa, matang dan sempurna.
Saat masih bluluk (kelapa bayi), belum ada manfaat yang bisa di ambil darinya. Setelah jadi cengkir barulah ada sedikit yang bisa kita ambil manfaatnya. Jaman dulu dan kebiasaan orang Jawa memberikan daging dari cengkir yang masih lembut atau klamut-klamut kepada bayi yang baru lahir atau masih berusia bulanan sebagai asupan makanan. Ketika sudah jadi degan kemudian kelapa maka hampir semua bisa kita ambil manfaatnya. Air dan daging degan bisa sebagai bahan membuat es degan. Daging kelapa bisa di parut, di peras dan jadilah santan, tempurung/bathoknya bisa di bikin jadi gayung atau irus juga bisa. Kulit kelapa/sepet bisa di buat menjadi sapu, keset atau bahan kerajinan tangan.
Metamorfosa pada kelapa bisa juga di analogikan dengan kita manusia. Setiap manusia pun mengalami sebuah proses pertumbuhan dan perubahan. Dari bayi lahir kemudian jadi kanak-kanak tumbuh lagi menjadi remaja dan selanjutnya dewasa. Lalu sekarang, di manakah letak posisi kita saat ini. Masih bluluk kah atau bayi, cengkir atau kanak-kanak, degan atau remaja atau sudah dewasa seperti kelapa. Jika sudah menjadi "kelapa" maka pikiran dan sikap mestinya sudah dewasa. Dan yang paling penting adalah harus memberi banyak manfaat seperti halnya kelapa. Tangan kita harus manfaat, kaki kita mesti manfaat, pikiran, ilmu, harta dan semua yang ada pada diri kita seyogianya bisa memberikan nilai dan manfaat bagi sekitar kita, baik keluarga, tetangga, masyarakat, dan seterusnya.
Bahkan dalam penciptaan kitab suci pun berlaku "rumus" kelapa. Terdapat korelasi disana. Allah menciptakan kitab zabur (bluluk) dan di berikan kepada Nabi Daud As. Lalu di perbarui secara eskalatif menjadi Taurat (cengkir) untuk kemudian di berikan kepada Nabi Musa As. Di kembangkan lagi secara komprehensif menjadi Injil (degan) di berikan kepada Nabi Isa As. Dan akhirnya di sempurnakan menjadi Alqur'an (kelapa) yang di karuniakan kepada sang baginda Nabi Muhammad SAW.
Lagi-lagi mari kita posisikan dimana letak saya, anda dan kita semua. Di titik mana saat ini kita berada. Satu yang pasti, hendaknya kita bisa belajar dan mengilhami "rumus" metamorfosa pada kelapa. Di umur dunia yang singkat ini, mari berusaha untuk menjadi manfaat seperti kelapa, belajar terus menjadi dewasa dan senantiasa meng"Qur'an"kan hidup kita sampai ajal menjemputnya.
Oleh
@MuhammadonaSetiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar