" Sajak Sunyi "
Senja sumbang
Ku susuri jalan pasar kembang
Bersama jiwaku yang separuh mengambang
Lusuh aku melaku gentayang
Serupa bocah yang sudah lama hilang
Duh, sungguh mengenaskan!
Aku kini bergeser ke Malioboro
Menyisir hingga tepi pasar Beringharjo
Lalu lalang roda dan manusia
Tak ku anggap ada, tiada semua
Sorak sorai para penjaja kaki lima
Aku tepis, coba menafikannya
Aku menahan diri
Menahan hawa nafsuku sendiri
Ku tekan semua ambisi
Memuasakan mata, telinga juga hati
Aku menepi
Aku memilih jalan sunyi
Tak ikut gegap gempita sajian dunia
Tak ingin hanyut dalam suka-cita yang fana
Di Malioboro ini
Di sepanjang jalan sakral ini
Aku ingin berenang, menyelami setiap inchi dari kedalaman ilmu sang guru Paranggi
Aku mau napak tilas, menggali bekas-bekas para sufi jalanan, yang menggoreskan tinta emas peradaban
Dan aku di sini merenung, merekondisi betapa panjangnya perjalanan, betapa berat mendera perjuangan seorang Emha
Aku merasakan getarannya dalam hati
Aku berdiskusi asyik dengan mereka di ruang sunyi, sunyi sekali
Jalan sunyi, menuntun pada jati diri
Puasa hati, membawa pada yang sejati
Yogya, September 2015
@MuhammadonaSetiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar